Tim WarnMyLungs mengantarkan prestasi gemilang bagi Universitas Gadjah Mada untuk lolos menuju Hult Prize Global Accelerator 2020 di Ashridge, United Kingdom. Tim WarnMyLungs berhasil lolos setelah berjuang menyisihkan 300.000 peserta dari 121 negara di dunia.
Prestasi ini menandai untuk kali pertama dalam 10 tahun Hult Prize yang diselenggarakan ada tim dari Universitas Gadjah Mada yang berhasil menuju Global Accelerator Hult Prize. Sementara proses panjang dan sangat kompetitif dilewati Tim WarnMyLungs selama berbulan-bulan.
Samuel Theo Manat Silitonga Jr., mahasiswa Departemen Akuntansi FEB selaku Founder & Navigator, menjelaskan setelah mendaftar pada 17 Desember 2019, tim kemudian dinyatakan lolos pada 17 Januari 2020 dan bertarung melawan sekitar 40 tim terbaik dari berbagai negara di Regional Kuala Lumpur pada 21 Maret 2020.
“Sayang, akibat pandemi Covid-19 semua kegiatan pun dialihkan menjadi virtual,” ujarnya di Kampus UGM, Selasa (14/7).
Meski terkendala posisi karena semua anggota tim terpisah di lokasi yang berbeda, tetapi tim WarnMyLungs menunjukkan perjuangan yang luar biasa. Tim berhasil memukau dewan juri lewat pitching dan follow-up interview.
“Hingga pada pengumuman pada 24 Maret 2020 kami dinyatakan sebagai pemenang utama dari KL Regional dan bergabung bersama 30 tim pemenang utama lainnya dari 22 regional lainnya,” ucap Samuel.
Ia menjelaskan WarnMyLungs merupakan sebuah inovasi lungs-caring platform with bold-eco-movement. Tim ini pun melengkapi diri dengan berbagai inisiatif yang berdampak langsung kepada masyarakat dan lingkungan.
“Sejak Juni 2020, tim WarnMyLungs mengikuti Global Accelerator Hult Prize secara virtual dan antusiasme kami tidak pernah surut karena banyak sekali pelajaran yang kami dapatkan,” ungkap Samuel.
Sementara itu, selama pandemi Covid-19, tim WarnMyLungs sudah melakukan banyak sekali inisiatif sosial. Diantaranya penggalangan dana untuk alat pelindung diri (APD) bagi 22 lebih fasilitas kesehatan di berbagai daerah Indonesia, dan pembagian sembako bagi sekitar 400 lebih masyarakat marjinal di daerah Yogyakarta.
Saat ini, WarnMyLungs tengah dalam proses pengembangan yang dilakukan oleh tim mahasiswa multidisiplin. Selain Samuel Theo Manat Silitonga, beberapa mahasiswa yang menjadi delegasi untuk acara Hult Prize adalah Ricky Setiawan, mahasiswa Departemen Manajemen FEB UGM sebagai Co-Founder & Business Development (Manajemen FEB UGM), dan Vania Jesslyn, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UGM sebagai Head of Health and Social Initiatives.
Ketiganya merupakan delegasi dari tim inti WarnMyLungs yang selama ini bekerja secara kolektif untuk mencapai visi misi dari inovasi yang dibawakan. Sedangkan anggota tim inti lainnya adalah Rakyan Widhowati Tanjung, Erica Lesmana (Akuntansi, FEB UGM), Rajesh Siburian, Muklas Rahmanto (Komsi SV UGM), Tiara Ellen Elyora (Hukum UGM), dan Tiffani Sandradewi Wignjosoesastro (Kedokteran Umum UNDIP).
Penulis : Agung Nugroho