Pasar tradisional merupakan salah satu pusat kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang telah berlangsung sejak lama. Di masa pandemi Covid-19, pasar tradisional tetap berperan menopang hidup masyarakat.
Sebagai tempat berkumpul banyak orang, beberapa pihak menilai pasar tradisional mamiliki potensi sebagai pusat penyebaran Covid-19. Memasuki masa adaptasi baru, Disaster Response Unit (DERU) UGM memberi perhatian lebih kepada pasar tradisional sebagai pusat ekonomi kerakyatan.
“Tak henti-hentinya DERU UGM terus berusaha mengingatkan pada siapapun yang ada di pasar untuk selalu patuh pada protokol kesehatan,” ujar Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T, Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Senin (27/7).
Rachmawan menjelaskan bentuk perhatian DERU UGM pada pasar tradisional adalah pendistribusian 670 paket kecil kesehatan di 37 pasar tradisional. Diantaranya pasar Prambanan, Kalasan, Sorogenen, Kliwon, Berbah dan Piyungan.
“Insya Allah dengan dukungan banyak pihak, akan terus bergerak ke banyak pasar. Ini kita lakukan karena di pasar-pasar masih banyak ditemui pedagang dan pembeli belum mentaati protokol kesehatan,” jelasnya.
Selain memberikan paket kesehatan, DERU UGM juga terus melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan ini dengan banner, stiker, baliho, dan mobil keliling. Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat setiap harinya juga mengerjakan pembuatan faceshield, membuat paket (HS, Masker, Vitamin) dan distribusi paket ke pasar tradisional 5 kali.
“Selain ke pasar tradisional, pendistribusian APD (dan paket kesehatan) dijalankan di berbagai wilayah faskes di DIY dan luar DIY,” katanya.
Ardian Andi Pradana, S.T., tim DPkM bidang pengawal operasional harian DERU UGM, menambahkan pembagian paket kesehatan di pasar-pasar tradisional telah dimulai pada hari Sabtu (25/7). Pembagian paket kesehatan ini akan terus berlanjut pada 37 lokasi pasar tradisional.
Sebanyak 37 pasar tradisional meliputi Pasar Bringharjo, Lempuyangan, Pingit, Ngasem, Kota Gede, Sentul, Pasar pagi depan Polsek Kraton, Pakem, Gentan, Cebongan, Kutu, Mlati dan pasar Tempel. Juga pasar Gendol, Sleman, Ngoto, Wonokromo, Imogiri, Kepek, Turi, Barongan, Ngangkruksari, Ngangkruk, Gading, Bakulan, Prawirotaman, Pujokusuman, pasar Legi Patangpuluhan, pasar Jodog, Bantul, Niten, Prambanan, Kalasan, Sorogenen, Kliwon, Berbah dan pasar Piyungan.
“Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM menyediakan 4.000 paket, ini dilakukan mengingat pasar tradisional sebagai tempat yang berpotensi menyebarkan Covid-19,” terangnya.
Penulis :Agung Nugroho