Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Indonesia, Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc., mengatakan sebanyak 1.421 laboratorium penguji sudah mendapat akreditasi dari lembaga Komite Akreditasi Nasional. “Sejak 1998 hingga sekarang ini laboratorium pengujian yang sudah diakreditasi oleh KAN sebanyak 1.421 laboratorium,” kata Kukuh dalam Webinar Standardization and Quality Assurance in Chemical Analysis Laboratories yang diselenggarakan Fakultas Farmasi UGM, Rabu (29/7).
Selain laboratorium pengujian, ada juga 321 laboratorium kalibrasi, 75 laboratorium medik dan 24 laboratorium penyelenggara uji profisiensi yang sudah mendapat akreditasi. Menurutnya, laboratorium yang sudah mendapat standardisasi dan penyesuaian dari KAN ini berarti sudah diakui secara internasional. “Proses akreditasi laboratorium yang dilakukan oleh KAN sudah diakui lembaga internasional,” paparnya.
Menurutnya, laboratorium perlu mendapat pengakuan standardisasi sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. “Standardisasi dikelola BSN lalu akreditasi dikelola KAN, sedangakan metrologinya juga dari BSN,” ujaranya.
Laboratorium yang lolos penilaian akreditasi nantinya akan mendapat SNI ISO 17025 dan diantaranya memenuhi kriteria penilaian kompetensi, ketidakberpihakan dan konsistensi pengoperasian laboratorium, dan digunakan untuk konfirmasi atau pengakuan kompetensi oleh customer.
Dosen Farmasi Universitas Surabaya, Prof. Dr. Gunawan Indrayanto, mengatakan metode validasi yang diterapkan dalam sebuah laboratorium bisa mendorong peningkatan kualitas jaminan mutu dari standardisasi laboratorium industri obat, makanan dan kosmetik. Meski demikian, kemampuan SDM, metode dan material yang diuji juga saling memengaruhi. “Jika analisis baku dan alat yang digunakan bagus, namun bahan yang digunakan tidak bagus juga tidak akan berguna,” katanya.
Dosen Farmasi UGM, Prof. Dr. Sudibyo Martono, mengatakan proses dokumentasi dan pelacakan sampel perlu dikedepankan oleh laboratorium analisis kimia agar bisa mendapat pengakuan dan kepercayaan dari pengguna.” Dokumentasi menjadi penting bila mana ada orang ingin tahu pekerjaan spesifik yang sudah dilakukan, kita sampaikan SOP, metode dan analisis kerja dengan tata cara pekerjaan yang dilakukan sehingga layak dipercaya,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson