Dengan mengangkat judul “Membangun Fondasi Etis Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Di Era Globalisasi Pascamodernâ€, Prof Dr J Nasikun, di Balai Senat UGM, hari Selasa, (5/12), mengucap pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
Dalam orasinya, Prof Nasikun mengungkapkan, hanya melalui dialog pada perubahan aras struktural ekonomi politik dan aras sistim etika, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni akan menghasilkan pengetahuan yang benar tentang alam semesta. Hanya dengan perubahan-perubahan mendasar atas keduanya, maka perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni akan dapat memenuhi janji untuk memberikan kebahagiaan.
Selain itu, kata dia, bahwa pemahaman ahli filsafat dan ilmuwan tentang fondasi etis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tidaklah tunggal. Dari teori etika yang ditawarkan, terkadang tidak hanya berbeda, namun seringkali bertentangan satu dengan yang lain.
“Secara umum terdapat dua aliran pemikiran filsafat yang memberikan jawaban yang berbeda terhadap pertanyaan tentang moralitas, tentang mana tindakan yang benar dan sebaliknya yang merupakan tindakan salah. Yang pertama berupa aliran filsafat utilitarian atau konsekuensialis, sementara yang kedua berupa aliran filsafat non-utilitarian atau non konsekuensialis,†ujar pria kelahiran di Cilacap 28 Oktober 1941 mengutip pendapat Carson dan Moser (1977). (Humas UGM).