Universitas Gadjah Mada dan PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) sepakat bekerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kesepakatan dalam pengembangan alat transportasi multiguna untuk pedesaan ditandatangani Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., dan Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, Reiza Treistanto, secara daring, Rabu (19/8).
Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, Reiza Treistanto, mengungkapkan PT. KMWI merupakan anak perusahaan dari PT Astra Autoparts. PT KMWI menjadi anak perusahaan ke-55 dari 58 anak perusahaan yang dimiliki PT Astra Autoparts.
“Perusahaan ini didirikan untuk memfollow up program pengembangan mobil angkutan pedesaan. PT KMWI berdiri pada tahun 2012, dan perusahaan didirikan untuk membantu masyarakat di pedesaan yaitu melalui AMMDes, singkatan dari Alat Mekanis Multiguna Pedesaan,” katanya.
AMMDes sesuai namanya berfungsi multiguna dan ia memiliki tagline satu alat beragam manfaat. Disebut beragam manfaat karena selain sebagai alat angkut transportasi, ia juga sebagai alat produksi.
“Dengan utilitas karena alat ini dilengkapi dengan power take off yang bisa dimanfaatkan untuk produksi. Kita berharap dapat tercipta satu kolaborasi pentahelix yang kuat, dan mampu berkontribusi dalam pemulihan perekonomian yang sampai hari ini situasinya masih berat karena dampak Covid-19 ini,” terangnya.
Reiza menuturkan PT KMWI sebagai pihak yang hadir dari kalangan industri berharap nantinya produk ini akan dikembangkan bersama dan bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Melalui hilirisasi, produk inipun diharapkan bisa masuk ke pasar Indonesia.
Selain itu, ia berharap agar MoU ini dapat ditindaklanjuti dengan realisasi perjanjian kerja sama dengan tema yang sesuai dengan inovasi yang dikembangkan bersama sehingga betul-betul bermanfaat dan serbaguna untuk masyarakat luas.
“Kami dari PT KMWI ingin berkontribusi untuk turut menghasilkan lulusan yang berkualitas, dan kami bersedia apabila lokasi perusahaan dipergunakan sebagai tempat praktek kerja mahasiswa atau misalnya magang dosen, sehingga nantinya dapat dihasilkan lulusan yang handal dari segi keilmuan maupun skill,” ucapnya.
Rektor memiliki harapan yang sama agar setelah dilaksanakan MoU antara UGM dengan PT KMWI segera ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama untuk bisa merealisasikan pekerjaan-pekerjaan mendesak yang harus dilaksanakan segera. Dengan dukungan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, kerja sama dengan PT KMWI dapat menghilirkan inovasi khususnya alat angkut pedesaan serbaguna.
Ia menilai desa merupakan bagian terbesar di Indonesia dibanding kota. Sebab, jumlah penduduk Indonesia mayoritas tinggal di pedesaan sehingga ketika ingin memakmurkan Indonesia maka pasti harus memakmurkan pedesaan dahulu.
“Ini sesuatu yang sangat baik bahwa bekerja bersama yang kita lakukan ditujukan untuk alat angkut di pedesaan sehingga bisa memperlancar proses-proses pembangunan dan kegiatan ekonomi di pedesaan. Ini tantangan kita bersama, mudah-mudahan bisa direalisasi dengan baik,” katanya.
Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang turut menyaksikan MoU secara daring menambahkan kerja sama dalam konsep penta helixs atau triple helixs bisa membantu untuk pemulihan ekonomi secara nasional. Kerja sama dengan PT KMWI tentu nantinya bisa mengembangkan alat mekanis serbaguna.
“Secara bersama-sama bisa dikembangkan sehingga bisa memproduksi untuk membantu menggerakkan perekonomian di pedesaan, baik untuk di pertanian, perkebunan, pertambakan, perikananan,” katanya.
Menurut Nizam, program seacam ini tentu akan sangat baik bila disinergikan dengan program-program Kampus Membangun Desa, program-program kewirausahaan atau program-program inkubasi dan inovasi yang ada di Perguruan Tinggi. Diharapkan hal semacam ini menimbulkan sinergi yang bagus antara aktivitas-aktivitas di kampus.
“Juga sinergi yang bagus antara kampus dan mitra industri dengan pemerintah dan program-program dari berbagai kementerian dan masyarakat dengan muaranya meningkatnya pergerakan dan kemajuan ekonomi masyarakat secara luas sehingga kampus sebagai mata air itu bisa terwujud,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho