Universitas Gadjah Mada menerjunkan sebanyak 78 mahasiswa KKN PPM untuk membantu siswa yang kesulitan belajar online di tengah masa pandemi. Dibantu dengan empat dosen pembimbing lapangan, para mahasiswa ini akan membantu siswa dan guru di daerah yang tidak memiliki akses pendidikan daring secara memadai.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Priyambada, M.Eng., Ph.D., mengatakan para mahasiswa akan di tempatkan di 16 lokasi selama 50 hari untuk membantu para siswa setingkat SD, SMP dan SMA yang tidak memiliki akses pendidikan daring karena tidak memiliki akses internet, akses fasilitas pendidikan atau keterbatasan dalam membeli paket data atau pulsa. “UGM membantu mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas, harapannya mahasiswa bisa berperan di masyarakat di kala susah,” kata Irfan dalam upacara pelepasan dan penerjunan mahasiswa KKN PPM secara daring, Senin (24/8).
Menurut Irfan, suasana pandemi Covid-19 ini membuat kita semua dipaksa, suka atau tidak suka belajar dan bekerja dari rumah. Namun demikian, tidak semua warga masyarakat bisa mengakses pendidikan jarak jauh dengan lebih baik. ”Di sebelah hutan Ngawi, ada desa yang sudah dapat sinyal, sehingga muncul ide memperkuat sinyal. Saya harapkan nantinya mahasiswa Teknik bisakah membuat perangkat keras membantu saudara kita yang lokasinya susah mendapat sinyal,” katanya.
Apabila hal ini berhasil, kata Irfan, pihaknya akan menggunakan metode yang sama di lokasi terpencil di Indonesia yang kesulitan mendapat akses sinyal internet.
Kasubdit KKN, Dr. Ambar Kusumandari, mengatakan penerjunan mahasiswa KKN peduli pendidikan selaras dengan keinginan Mendikbud Nadiem Makarim ketika sebelumnya mahasiswa UGM membantu siswa yang kesulitan belajar online karena keterbatasan akses pembelajaran secara daring. “Pak Nadiem meminta mahasiswa KKN juga membantu penanganan permasalahan pendidikan di lapangan sehubungan penyelenggaraan sekolah secara daring ditemukan beberapa hal kendala jaringan, fasilitas, dan kompetensi guru serta kesulitan siswa menerima pembelajaran secara daring,” katanya.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM, Dr. Arif Kusumawanto, mengatakan mahasiswa KKN akan mengembangkan alat penguat sinyal internet atau penguat wifi secara sederhana untuk membantu siswa mampu mengakses pendidikan secara daring. “Akan dibuat antena penguat wifi, bahannya sederhana dari tiang bambu atau pipa lalu disambungkan kabel yang ada konektornya,” katanya.
Untuk daerah terpencil dan perbukitan, kata Arif, lokasi pemasangan alat ini akan disurvei terlebih dahulu oleh mahasiswa agar pemasangan antena penguat sinyal internet ini bisa terpancar dengan baik.“Kita tahu masing-masing provider punya pancaran gelombang berbeda sehingga antena harus dipasang di tempat yang lebih tinggi dan tidak terhalang oleh bukit,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson