Investasi pada kaum muda merupakan modal utama dalam pengentasan dan penanggulangan kemiskinan. Saat ini inilah, momen terbaik berinvestasi untuk sumberdaya manusia dari kalangan mereka. Laporan Perkembangan Dunia (LPD) menyebutkan, bahwa yang dimaksud kaum muda, adalah kalangan yang berusia antara 12 sampai 24 tahun dan merupakan dividen demografis potensial.
Direktur Pengembangan SDM Asia Pasifik Bank Dunia di Washington DC, Emmanuel Y Jimenez, menyampaikan hal tersebut saat berbicara dalam peluncuran buku Laporan Pembangunaan Dunia 2007, hasil kerja sama dengan Bank Dunia bertajuk “Pembangunan dan Generasi Mendatangâ€, di Lantai 3 Gedung Perpustakaan UGM Unit I Bulaksumur, Kamis, (14/12).
Acara yang dibuka Kepala Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA ini, selain menghadirkan narasumber Emmanuel Y Jimenez, menghadirkan pula pembicara Pawan G Pati, staf Bank Dunia di Jakarta.
Mengapa meski investasi untuk kaum muda, menurut Emmanuel Y Jimenez, karena kaum muda merupakan landasan yang lebih tinggi untuk membangun SDM dalam rangka pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan. Kelompok kaum muda ini terbesar dari seluruh jumlah penduduk di dunia, tak terkecuali di Indonesia yang merupakan dividen demografis potensial.
LPD berpendapat keputusan mengenai pembangunan dan pengaturan SDM pada 5 transisi kaum muda dapat mengembalikan keadaan seperti semula. Artinya, betapa sulitnya mengembalikan keadaan, ketika angkatan muda putus sekolah kemudian diajak kembali bersekolah. Kalau pun pendidikan itu bisa dilakukan, ongkosnya jauh lebih mahal, dibanding ketika mendidik orang dewasa.
“Kaum muda merupakan transisi dalam memasuki angkatan kerja. Jika proses ini lancar maka sangat penting artinya. Karena pengalaman kerja awal, akan membentuk ketrampilan. Bila pada awal masuk angkatan kerja tidak lancar maka pengangguran dalam jangka panjang akan memupuskan semangat untuk bekerja. Kaum muda juga merupakan penanggung risiko kesehatan yang tinggi,†ujar Emmanuel Y Jimenez.
Kata Emmanuel Y Jimenez, kaum muda lebih suka bereksperimen. Jika tidak mendapat perhatian serius, akan menimbulkan permasalahan. Misalnya, masalah nutrisi buruk, masalah HIV/AIDS. Kalau masalah ini terjadi, risiko kematian dan ongkos pengobatan jauh lebih mahal. Masa muda memang masa penuh cobaan, jika saatnya membangun keluarga, namun terjadi dalam pernikahan dini dan memiliki anak, tentu berakibat pada tingginya permasalahan.
“Banyak kejadian yang tidak diharapkan muncul, sekolah terputus, pekerjaan sulit didapat. Untuk itulah investasi untuk kaum muda sangat penting, sehingga kebiasaan untuk mengambil bagian perlu dan mendesak serta dikembangkan sejak dini,†tandas Emmanuel Y Jimenez. (Humas UGM)