Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama ITB dan IPB tergabung dalam sebuah konsorsium keilmuan interdisipliner dengan sejumlah perguruan tinggi di Inggris yang mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dan Inggris. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengatakan konsorsium ini akan berfokus pada riset dan kepakaran dalam rangka membangun ketahanan negara terhadap pandemi global, darurat iklim, dan bencana alam. Meski demikian, konsorsium ini akan bersifat terbuka dan inklusif dalam hal isu dan disiplin ilmu. “Konsorsium ini mendorong kerja nyata dalam berkontribusi sehingga bisa menimbulkan dampak bagi masyarakat,” kata Rektor, Kamis (27/8).
Rektor menyebutkan beberapa perguruan tinggi di Inggris Raya yang terlibat dalam konsorsium ini diantaranya University of Nottingham, University of Warwick dan Coventry University. Konsorsium yang dinamakan UKICIS atau UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences ini dapat menjadi penggerak bagi pertukaran dan penyebaran pengetahuan serta transfer teknologi antara Indonesia dan Inggris selama 25 tahun ke depan. “Lewat konsorsium ini kita ingin menguatkan hubungan di bidang pendidikan, ekonomi, dan budaya Indonesia-Inggris melalui berbagai kegiatan dan keterlibatan dengan masyarakat,” paparnya.
Sementara Dr. Bagus Muljadi, Assistant Professor di bidang Teknik Kimia dan Lingkungan University of Nottingham yang juga merupakan Koordinator UKICIS, mengatakan isu soal ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat global akan menjadi pembahasan bagi anggota perguruan tinggi konsorsium ini. “Ketahanan global akan dieksplorasi dari berbagai sudut pandang interdisipliner oleh para anggota UKICIS,” katanya.
Isu lainnya, menurut Bagus, yang tak kalah penting yaitu strategi pemulihan bisnis setelah krisis keuangan dan ketahanan kebijakan di tengah perubahan sosial dan ekonomi akibat guncangan dampak pandemi.
Penulis : Gusti Grehenson