Untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan mengurangi penyembelihan kurban dengan cara menyakitkan oleh petugas, tim dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM yang diketuai oleh Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN. Eng mengembangkan prototipe portable restraining box atau alat perebah sapi portabel yang diberi nama Gama Abilawa. Alat yang terbuat dari besi/baja pipa ini berupa kandang jepit berbentuk persegi panjang dilengkapi dengan roda sehingga dapat dipindah-pindahkan dengan mudah.
Panjono menjelaskan alat peroboh sapi atau restraining box selama ini hanya digunakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Di tingkat masyarakat belum banyak penyelenggara penyembelihan hewan kurban yang memiliki restraining box.
“Bisa dimaklumi jika di masyarakat tidak memiliki alat ini karena mereka tidak melakukan pemotongan sepanjang tahun sehingga pertimbangannya tidak efisien,” katanya, di Fakultas Peternakan UGM, Selasa (1/9).
Menurutnya, tanpa restraining box perebahan sapi sering dilakukan tanpa metode yang benar dan bahkan cenderung kasar sehingga menyebabkan sapi mengamuk. Sapi yang mengamuk akan sulit dikendalikan dan dapat melukai petugas maupun orang-orang yang berada di sekitar area penyembelihan.
Oleh karena itu, dengan alat yang ia kembangkan berupa portable restraining box diharapkan menjadi terobosan inovatif dan produktif untuk membantu pihak-pihak yang tidak menyelenggarakan penyembelihan sepanjang tahun, misalnya panitia kurban.
“Tentu dengan alat ini dapat mengurangi perlakuan kurang manusiawi terhadap sapi sebelum disembelih,” ucapnya.
Dengan alat ini, sapi yang akan disembelih digiring masuk dengan tenang ke dalam kotak tanpa menyebabkan stres. Ketika sapi telah masuk ke dalam kotak, pintu ditutup kemudian kotak diputar secara manual sehingga posisi sapi sesuai dengan posisi penyembelihan.
Selanjutnya, sapi siap disembelih. Dengan alat ini, proses perebahan sapi dapat dilakukan dengan cepat tidak lebih dari 3 menit.
Dengan alat yang ia kembangkan, Panjono optimis mampu menjadi solusi bagi masjid-masjid atau lembaga lain yang menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban. Ia berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan restraining box meningkat sehingga kesejahteraan hewan kurban dan keamanan petugas terjaga dengan baik.
Pada hari raya Idul Adha tahun 2020, portable restraining box telah diperkenalkan penggunaannya di Masjid Al Islaah dan warga masyarakat di Kampung Nitikan, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta. Petugas dan takmir masjid antusias terhadap alat ini, dan telah berjalan dengan baik.
“Dari hasil uji coba tersebut, kita akan terus lakukan penyempurnaan terhadap Gama Abilawa, mengajukan hak paten, dan menyosialisasikan penggunaannya kepada penyelenggara penyembelihan hewan kurban lainnya,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho