Dr. Arif Riswahyudi Hanafi, Sp.P(K), dari RS Kanker Dharmais dinyatakan lulus Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Promovendus lulus setelah melakukan ujian terbuka secara daring dengan mempertahankan disertasi “Ekspresi Serum miR-34 dan miR-222 sebagai Petanda Biologi Molekular Prognosis pada Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) Stage Lanjut di Indonesia”
Dalam disertasinya, Arif Riswahyudi melakukan penelitian translasional karena keprihatinannya terhadap penderita kanker paru yang dihadapi dalam praktik klinis. Banyak penderita datang lebih banyak pada stage lanjut dan angka kesintasan yang rendah.
Dari penelitian yang dilakukan, ia ingin mencari petanda prognosis molekular sehingga tatalaksana kanker paru dapat lebih baik dari segi biaya, kualitas hidup dan angka kesintasan. Ia juga mengakui bila secara ilmu pengetahuan tidak mudah merubah suatu kebiasaan tanpa bukti yang sahih.
“Karena itu, satu-satunya cara adalah dengan melakukan penelitian yang sesuai metode ilmiah sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari,” ujarnya, Selasa (22/9).
Arif menyatakan kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus sebagai penyebab kematian kanker terbanyak laki-laki di dunia. Sedangkan kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) merupakan 85 persen penyumbang dari seluruh kanker paru.
Menurutnya, angka mortalitas tinggi disebabkan sebagian besar penderita datang stage lanjut dan resisten terapi. Hanya sekitar 16,6 persen pasien kanker paru yang hidup 5 tahun setelah didiagnosis.
“Karena itu, perlunya petanda molekular untuk membantu tatalaksana terapi, salah satunya miRNA. Penelitian ini menggunakan miR-34 dan miR-222, dan saat ini belum ada studi mengenai data genetik tersebut pada populasi Indonesia,” ucapnya.
Dengan promotor Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc, Ph.D dan ko-promotor dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D, promovendus melakukan penelitian dengan tujuan membuktikan serum miR-34 dan miR-222 dapat menjadi petanda biologi prognosis KPKBSK. Penelitian ini akan membuktikan hubungan kesintasan miR-34 tinggi memiliki prognosis baik dan miR-222 tinggi prognosis buruk.
“Hasil yang didapatkan 52 pasien status terbanyak T4-N2-M1b stage IVb metastasis multiorgan, adeokarsinoma 82,7 persen, mutasi gen EGFR 19,2 persen. Ekspresi serum miR-34 rendah (53,85 persen) dan miR-222 tinggi (32,69 persen). Hubungan miR-222 tinggi terhadap performance status p = 0,018,” paparnya.
Arif berkesimpulan KPKBSK stage lanjut memiliki ekspresi serum miR-34 dan miR-222. Ekspresi miR-34 rendah dan miR-222 tinggi merupakan prognosis buruk, terutama miR-222 tinggi terhadap kasus metastasis M1b dan mutasi gen EGFR positif.
Pada penelitian ini didapatkan secara bermakna hubungan ekspresi serum miR-34 tinggi terhadap variabel diagnosis patologi yaitu terhadap jenis metastasis M1b, jenis sel kanker adenokarsinoma, dan adenokarsinoma mutasi EGFR negatif. Nilai median miR-34 metastasis: single 0,774 sedangkan median miR-34 metastasis: multiple 3,209 hal ini menunjukkan metastasis multiple memiliki nilai median miR-34 lebih tinggi 4,5 kali lipatnya.
Penulis : Agung Nugroho