Magister Teknologi Informasi UGM dan PT Microsoft Indonesia sepakat mendirikan Microsoft Innovation Center (MIC) di MTI UGM. Ini merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang teknologi informasi, yang memfasilitasi kolaborasi pelaksanaan penelitian inovatif untuk pengembangan teknologi serta solusi piranti lunak bagi pemerintah, akademisi dan industri.
Launching MIC UGM dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Januari 2007, bertempat di Auditorium Magister Manajemen UGM. Launching ditandai dengan penyelenggaraan Academy Day bertema “Teknologi Modern Untuk Pengembangan Software Berkualitas†yang dibuka Wakil Rektor Senior Bidang Akademik Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD didampingi Direktur MTI UGM Dr Ir Lukito Nugroho.
Prof Sudjarwadi menyambut baik kehadiran MIC di MTI UGM dan penyelenggaraan seminar ini, sekaligus berharap dari lembaga ini akan menghasilkan aplikasi software yang mendukung peningkatan mutu pembelajaran di UGM. “Selama ini pembelajaran di UGM dengan format sistim inovasi dan bisnis telah ditiru oleh National University of Singapore (NUS) dan University Kebangsaan Malaysia (UKM). Yaitu inovasi pembelajaran yang bersinergi antar bidang ilmu dengan bisnis. Bahkan sistim ini ditiru pula oleh Vietnam guna mempelajari sistim Kuliah Kerja Nyata,†ujar Pak Sudjarwadi.
UGM kedepan, kata Pak Sudjarwadi, akan menerapkan sistim pembelajaran ala ‘STARS’ (Student, Teacher, Aestetic, Rulers Sharing), yaitu sistim belajar yang mengkombinasikan. dosen dan mahasiswa dapat dengan indah menerapkan bidang ilmu yang dipelajarinya. Termasuk, mengawalinya dengan persoalan-persolan antar bidang ilmu†tambah pak Djarwadi yang menjelaskan STARS merupakan transformasi dari metoda SCL (Student Center Learning).
Sementara itu MIC di MTI UGM, kata Lukito Nugroho, akan memfasilitasi dan melakukan kerjasama untuk penelitian-penelitian inovatif, mengembangkan teknologi untuk solusi piranti lunak dengan melibatkan perguruan tinggi, pemerintah dan kalangan industri. MIC diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam mengembangkan ICT Park di empat universitas besar di Indonesia, UGM, UI, ITB dan ITS. Lebih kongkret, untuk mendukung perkembangan teknologi informasi di UGM melalui berbagai program mulai dari pelatihan pengembangan SDM, riset pengembangan software lokal, hingga penelitian teknologi baru dan implementasinya bagi kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kata dia, MIC di MTI UGM akan menggandeng UKM-UKM software skala kecil. Dari upaya ini, kata Lukito Nugroho, akan memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal. “Kehadiran MIC secara fisik di UGM adalah gedung yang dibagi ke dalam kelas-kelas. Dari kelas-kelas tersebut akan diselenggarakan pelatihan-pelatihan bagi pengembangan SDM. Demikian juga UKM-UKM untuk pengembangan software-software inovatif. Setelah mampu menghasilkan produk-produk software yang laku dipasar, tentu UKM-UKM ini akan mampu berdiri secara mandiri,†ungkap Lukito.
Sementara, Senior Developer Evangelist PT Microsoft Indonesia Risman Adnan Mattotorang menambahkan, MIC di MTI UGM merupakan institusi pendidikan ketiga yang memiliki Microsoft Innovation Center di Indonesia. Diseluruh dunia, kata dia, terdapat sekitar 70 MIC yang tersebar di negara-negara Brazil, Afrika Selatan, Jerman dan Jepang.
“Saat ini terdapat beberapa nama untuk fasilitas-fasilitas ini seperti XML, NET Centers, Solutions Centers dan lain-lain. Ada lebih 20 nama berbeda untuk pusat-pusat teknologi tersebut, yang akan diganti nama menjadi Microsoft Innovation Center selama 6-12 bulan kedepan,†tandas Risman Adnan. (Humas UGM)