Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan termasuk pendidikan. Kegiatan pembelajaran pada akhirnya dijalankan secara daring untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona baru. Sementara di sebagian kecil daerah yang berada di zona hijau telah mulai menjalankan pembelajaran secara tatap muka atau luring.
Tak dipungkiri pembelajaran daring memunculkan sejumlah persoalan bagi para siswa. Banyak siswa yang mengalami kendala atau kesulitan saat belajar online di tengah pandemi. Kondisi tersebut mendorong UGM menerjunkan sebanyak 75 mahasiswanya dalam KKN Peduli Pendidikan di 16 lokasi di tanah air guna membantu siswa-siswa SD hingga SMA yang menemui hambatan pembelajaran daring karena tidak memiliki akses internet, keterbatasan kuota/pulsa, tidak memiliki peralatan, serta kesulitan dalam pendampingan orang tua. Adapun pelaksanaan KKN dilaksanakan dengan kombinasi secara luring dan daring.
Salah satu mahasiswa KKN Peduli Pendidikan UGM periode tujuh tahun 2020, Luthfi Indrayani, mengatakan ia bersama rekan-rekannya melaksanakan KKN tematik peduli pendidikan sejak 1 Agustus hingga 10 Oktober 2020. Selama sekitar 50 hari mereka melakukan pendampingan belajar bagi siswa SD, SMP, dan SMA secara daring di Kulon Progo. Lalu, pendampingan belajar secara luring di Sewon, Kasihan, dan Piyungan.
“Program pendampinga belajar kita bagi dalam tiga metode yakni umum, privat, dan keahlian khusus,” ungkapnya dalam acara penarikan kembali mahasiswa KKN Peduli Pendidikan secara daring , Senin (12/10).
Lebih lanjut dia memaparkan pendampingan belajar secara umum dilakukan bagi siswa yang memiliki preferensi metode belajar bersama-sama. Kemudian pendampingan secara privat dilakukan untuk membantu siswa sesuai dengan kendala personal saat belajar daring. Misalnya, siswa memiliki riwayat penyakit bawaan dan hiperaktif, hanya fokus pada bidang khusus sehingga kesulitan memahami pembelajaran akademik, serta tidak dibimbing orang tua karena orang tua buta huruf, pendidikan rendah, bekerja, maupun temperamen.
“Pendampingan privat juga untuk siswa yang tidak memiliki gawai,”imbuh mahasiswa Fakultas Pertanian UGM ini.
Sementara untuk pembelajaran keahlian khusus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa. Dia mencontohkan seperti program hafalan Al Quran (tahfidz) dan pelatihan desain.
Ditambahkannya, melalui kegiatan KKN Peduli Pendidikan ini mereka juga melakukan penguatan kapasitas dan keterampilan digital kepada siswa, guru, dan wali murid.
Salah satu Dosen Pembimbing Lapangan KKN Peduli Pendidikan, Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih, MDSc., menyampaikan kebanggaannya kepada para mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan program KKN Peduli Pendidikan. Banyak cerita yang mengiringi pelaksanaan KKN Peduli Pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini. Tidak sedikit rintangan dalam pelaksanaan KKN, namun dengan semangat dan kreativitas mahasiswa program-program yang dibuat bisa tetap dijalankan dengan sejumlah penyesuaian.
“Misalnya saja di tengah-tengah KKN ada instruksi dari pemerintah untuk tidak lagi menyelenggarakan pembelajaran tatap muka karena peningkatan Covid-19. Akhirnya para mahasiswa mencari strategi agar pembelajaran tetap berjalan antara lain dengan kunjungan rumah maupun pembelajaran jarak,” paparnya.
Dia menyampaikan meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai profesi pendidik, para mahasiswa bisa membantu mendampingi siswa yang mengalami kesulitan belajar di tengah wabah Covid-19.
“Program KKN ini sangat dirasakan membawa manfaat, baik dari pihak sekolah, dusun, maupun orang tua menyebutkan bahwa KKN UGM hadir di saat yang tepat. Bahkan, mereka minta program ini diperpanjang atau diteruskan kedepannya,” tutur dosen FKG UGM ini.
Apresiasi turut disampikan oleh Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. Berkat kerja keras mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan KKN Peduli Pendidikan tetap bisa terlaksana di tengah pandemi dan bisa membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
“Dari KKN ini kita harapkan bisa menjadikan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang mengetahui persoalan bangsa dan memberikan solusinya. Semoga bermanfaat dan bisa segera menyelesaikan studi agar bisa cepat terjun di masyarakat untuk membantu mereka yang kesulitan di tengah pandemi,” ucapnya.
Penulis: Ika