Kelompok Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Kegiatan pengabdian dengan tema mewujudkan laboratorium kampung ternak melalui kegiatan diseminasi produk teknologi peternakan dan kesehatan ternak ini dalam rangka mendorong produktivitas ternak yang aman, sehat, utuh dan halal.
Dr. drh. Irkham Widiyono selaku ketua tim mengatakan pengabdian ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui berbagai pelatihan dan pendampingan. Dikarenakan masih adanya pandemi, kegiatan pemberian materi pelatihan pun dilakukan secara daring dengan menggunakan berbagai platform digital. Sedangkan kegiatan praktik dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pendampingan peternak di masa pandemi, menurut Irkham, sangat diperlukan dikarenakan selama wabah Covid-19 berlangsung menyebabkan penurunan produksi ternak karena adanya kesulitan mengakses sumber pakan ternak, krisis tenaga kerja serta semakin rendahnya daya beli masyarakat terhadap produk ternak serta tutupnya pasar ternak dan pemasar produk ternak seperti restoran, supermarket dan sebagainya. “Volume bisnis produk olahan juga mengalami penurunan drastis. Upaya menjamin kesehatan ternak juga mengalami kesulitan dengan semakin sulitnya fasilitas dan materi diagnostik,” kata Irkham kepada wartawan, Senin (19/10).
Selain itu, katanya, desa ini sudah terbiasa melakukan jual beli, terutama pembelian ternak dari berbagai daerah yang diketahui termasuk daerah zona penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran Covid-19 di kalangan peternak dan menjaga kesehatan peternak dan ternak pihaknya juga menyampaikan pesan soal perlunya penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Dr. drh. Sarmin, anggota tim pengabdian lainnya, menuturkan di desa Kweni ini jumlah sapi terdapat sekitar 450 ekor . Sementara jumlah kambing dan domba tahun lalu mencapai seribu ekor. Program pendampingan untuk masyarakat peternak ini dilaksanakan hingga akhir Desember 2020. Adapun warga yang terlibat sekitar 32 orang dan 8 kelompok binaan di luar kampung ternak.
Selain pendampingan kesehatan ternak, pihaknya juga melatih petani dan peternak untuk mampu mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik padat. Kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk organik padat dengan cara membuatnya sebagai pupuk organik padat. Limbah peternakan berupa kotoran ternak, ujar Sarmin, dicampur dengan EM4, molase, dolomit, arang sekam, jerami, dan air untuk membuat pupuk organik padat. “Pupuk ini memberi manfaat dalam memperbaiki struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik dan ketersediaan hara yang esensial bagi tanaman sehingga dapat terpenuhi,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson