Enam Perguruan Tinggi di Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Sains & Teknologi “Akprindâ€, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma sepakat menjalin kerjasama Pembentukan dan Pengembangan Interkoneksi Antar Perguruan Tinggi di Propinsi DIY. Perjanjian tentang Pembentukan dan Pengembangan Inherent Jogja Library di DIY ini, ditandatangani Kepala UPU Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA, Kepala UPT Perpustakaan UNY Sri Harti SH, Kepala UPU Perpustakaan Institut Sains & Teknologi “Akprind†Dra Suprih Ambawani, Kepala UPT Universitas Ahmad Dahlan Drs H Muhammad Sudarto MAg, Kepala UPU Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ir Gatot Supangkat MP dan Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Dr Frans Susilo SJ, di ruang Multi Media UGM, Kamis, (25/1).
Dalam perjanjian keenam Perguruan Tinggi di DIY sepakat mengadakan kerjasama dalam mengembangkan sistim interkoneksi perpustakaan online perguruan tinggi, yang pelaksanaannya akan disesuaikan dengan peraturan perguruan tinggi setempat dan dengan pedoman yang disepakati bersama atas dasar saling memberi manfaat. Selain itu, kerjasama ini akan memanfaatkan jaringan Inherent yang telah ada dan secara bersama memanfaatkan dokumentasi ilmiah seperti buku, jurnal lokal dan abstrak hasil penelitian.
Direktur Eksekutif Inherent UGM Muhammad Nur Rizal ST MT mengungkapkan, tujuan dari inherent library Yogyakarta adalah keinginan mengembangkan platform atau sistim yang memungkinkan para mahasiswa UGM dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang berada di lingkungan Yogyakarta. Dalam meningkatkan perkembangan teknologi informasi di era otonomi dan globalisasi ini, sebenarnya Perguruan Tinggi di Yogyakarta memiliki opportunity untuk mewujudkan inherent Yogya Library.
“Alhamdulilah dengan program inherent, UGM mengusulkan kepada Dikti untuk mengembangkan suatu platform yang disebut dengan interkoneksi digital library,†ujar Nur Rizal.
Kata Nur Rizal, jika model ini dikembangkan pada lingkungan nasional, tentu akan bisa mengikuti jejak universitas yang berada di luar negeri. Dimana perguruan-perguruan tinggi di luar negeri telah mulai mengembangkan apa yang disebut Inter Library Loan.
“Jadi bagaimana mahasiswa di universitas tertentu, bisa meminjam buku dari universitas lain. Kalau dari Jogja bisa melakukan itu, tentu bisa menjadi suatu model bagi civitas perpustakaan yang ada di Indonesia,†tambahnya.
Di UGM saat ini, kata dia, telah dikembangkan aplikasi portal, yaitu merupakan pusat data base informasi. Dan aplikasi data conveter, yaitu data-data informasi yang ada di sistim informasi perpustakaan Jogja dan UGM dan lain-lain untuk diakses.
“Melalui portal tersebut, mahasiswa tentu bisa memanfaatkan akses seluruh informasi di perpustakaan online. Kita berharap dengan interkoneksi ini, bisa mendorong terbentuknya inter library loan, yang aplikasinya telah dikembangkan dengan apa yang disebut web service. Yang memungkinkan kita memesan dan meminjam buku secara online. Hanya saja, hal ini tentu membutuhkan budaya dan policy,†tandas dosen FT UGM, yang berharap dengan kehadiran inter library loan, akan menjadikan daya tarik para pelajar untuk studi di kota Jogjakarta.
Ditambahkan Kepala UPT Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA, saat ini bukan lagi era kepemilikan, namun menjadi era akses. Seperti saat kita membeli database, kita tidak memiliki barang, namun memiliki akses.
“Seperti juga saat kita membeli pulsa. Tidak berwujud barang, namun kita bisa mengakses. Dalam perpustakaan, hal tersebut juga terjadi. Kita tidak lagi fokus pada akses kepemilikan tapi pada aksesbilitas. Demikian juga, perilaku pemakai perpustakaan yang menghendaki akses tidak harus secara fisik, namun secara online†ungkap Ida
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif UGM Supra Wimbarti PhD mengajak keenam Pergurun Tinggi dan Perguruan Tinggi yang lain untuk saling bekerjasama. Hal ini seiring dengan keinginan UGM untuk menjadi Nation Competitivnes, yaitu keunggulan bangsa.
“Tentu tidak hanya UGM sendiri, tapi bersama Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi di Jogja untuk menjadi trend setter, dan itu dimulai dari perpustakaan,†tambah Bu Supra.
Launching Interkoneksi Digital Library, ditandai pula dengan teleconfrence Direktur Eksekutif Inherent UGM Muhammad Nur Rizal ST MT dan Kepala UPT Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA dengan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta, Universitas Indonesia dan Universitas Cenderawasih, Papua. (Humas UGM).