Para peneliti di dunia kedokteran saat ini mulai mengembangkan berbagai macam pemeriksaan biomarker dalam darah yang dapat memprediksi kecacatan akibat serangan stroke. Sebab, proses angiogenesis dan neurogenesis yang terganggu pasca serangan stroke dianggap mendasari terjadinya kecacatan pada pasien stroke. Kecacatan kognitif sebagai salah satu dari dampak stroke iskemik memiliki dampak yang lebih berat dari cacat fisik. Oleh karena itu, diperlukan perangkat diagnostik dan prognostik yang baik untuk menegakkan diagnosis dini dan menentukan prognosis pasien stroke iskemik.
“Saat jatuh pada demensia penanganan akan sulit, prognosis lebih buruk, kecacatan yang ditimbulkan, dan beban biaya yang harus ditanggung sangat besar,” kata Dokter Spesialis Saraf RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, dr. Astuti Sp.S(K)., pada ujian terbuka untuk memperoleh gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran dan Kesehatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Selasa (24/11).
Penelitian disertasinya mengenai keterkaitan antara kadar vascular endothelial growth factor dan fungsi kognitif pada kondisi iskemik pada pasien stroke, ia menyampaikan deteksi dini dengan biomarker ini diharapkan mampu memprediksi sehingga dapat dilakukan intervensi dini untuk mencegah kejadian dan progresivitas Vascular Cognitive Impairment (VCI). Menurutnya, biomarker vascular endothelial growth factor (VEGF) menunjukkan angiogenesis dan brain derived neurotrophic factor (BDNF) menunjukkan neurogenesis pasca stroke.
Untuk mengetahui peranan VEGF dan BDNF sebagai faktor protektif terjadinya VCI, ia melakukan analitik observasional di 13 rumah sakit di Yogyakarta dengan mengambil sampel pasien stroke iskemik pertama yang dirawat di rumah sakit. Selanjutnya, pemeriksaan biomarker VEGF dan BDNF menggunakan metode ELISA pada fase akut (hari ke 5-7 dari awitan stroke) dan pada pasca-akut (hari ke-30). “Hasilnya menunjukkan VEGF fase akut dan pasca-akut yang lebih rendah, serta BDNF pasca-akut yang tinggi memiliki efek proteksi terhadap terjadinya VCI,” katanya.
Namun demikian, menurutnya penelitian ini masih penelitian awal mengenai pemeriksaan biomarker VEGF dan BDNF sehingga belum menilai presisi dan akurasi dari pemeriksaan kedua biomarker tersebut. Selain itu, penelitian ini masih menggunakan sampel serum darah belum spesifik sampel yang menggambarkan kondisi pada sistem saraf pusat sehingga masih memungkinan ada pengaruh sistemik terhadap kadar biomarker yang dinilai.
Penulis : Gusti Grehenson