Tim Banoo UGM menjuarai kompetisi tahunan Thought For Food Challenge 2020. Tim Banoo UGM dinyatakan juara setelah berhasil menyisihkan 5.200 pendaftar dari 175 negara.
Tim Banoo terdiri dari 5 mahasiswa dan alumni UGM yakni Lakshita Aliva Zein (Perikanan 2016) serta alumni Fajar Sidik Abdullah Kelana (Teknik Mesin 2012), Azellia Alma Shafira (Manajemen 2016), Muhammad Adlan Hawari (Elektronika dan Instrumentasi 2015), dan Fakhrudin Hary Santoso (Perikanan 2015). Mereka berhasil mengembangkan alat micro bubble generator (MBG) dilengkapi dengan sensor berbasis IoT dan panel surya untuk meningkatkan 40 persen produktivitas kolam ikan.
Lakshita Aliva Zein menuturkan kompetisi Thought For Food diselenggarakan oleh organisasi yang bergerak di bidang inovasi kewirausahaan untuk pangan dan pertanian dunia pada tanggal 16 Oktober 2020, di Rotterdam, Belanda. Untuk kompetisi kali ini berhasil memecahkan rekor dengan jumlah pendaftar terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Ada 5.200 pendaftar dari 175 negara di seluruh penjuru dunia. Dari 5.200 pendaftar terpilih 10 tim untuk menjadi finalis yang diundang untuk melakukan pitching mengenai ide solusi dari masing-masing startup,” ujar Aliva, di Kampus UGM, Rabu (2/12).
Banoo startup teknologi perikanan karya alumni dan mahasiswa UGM ini menjadi salah satu dari 10 finalis terpilih. Tim inipun kemudian diberi kesempatan untuk melakukan pitching mengenai solusi yang ditawarkan untuk inovasi pangan dunia di hadapan beberapa juri.
“Banoo membuat inovasi teknologi microbubble generator (MBG) guna meningkatkan kualitas air kolam dengan bantuan Internet-of-Things (IoT), yaitu sensor yang berfungsi untuk mengaktifkan micro bubble generator secara otomatis,” jelasnya.
Dengan teknologi MBG ini, kata Aliva, mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air sehingga pertumbuhan ikan akan lebih baik, masa panen semakin cepat dan akhirnya pendapatan pembudidaya ikan dapat meningkat. Dengan solusi yang ditawarkan, tim Banoo berhasil memperoleh juara satu dalam kompetisi Thought For Food Global Challenge 2020 dan mendapatkan hadiah utama berupa TFF Grand Prize sebesar $10,000 USD.
“Tim Banoo berhasil menyisihkan 9 finalis lain yang turut berkompetisi pada malam final Thought For Food Global Challenge 2020 yang diselenggarakan secara online. Menurut penilaian para juri, inovasi yang dilakukan oleh tim Banoo dalam sektor perikanan merupakan inovasi yang tepat guna,” ucap Aliva.
Selain itu, teknologi yang dikembangkan oleh tim Banoo dapat diaplikasikan oleh pembudidaya ikan berskala kecil. Kesederhanaan solusi dari tim Banoo, yaitu mengatasi kualitas air di kolam budi daya ikan dinilai dapat memberikan dampak pada ketahanan pangan, lingkungan dan juga ekonomi.
Lebih lanjut, Aliva menuturkan disamping memenangkan kompetisi TFF Global Challenge, pada tahun 2020, tim Banoo berhasil menjadi finalis di kompetisi bergengsi tingkat dunia seperti MIT Sustainable Food Systems Challenge 2020 dan Young Social Entrepreneurs 2020 yang diselenggarakan oleh Singapore International Foundation. Pada bulan Oktober lalu, tim Banoo juga mendapatkan kesempatan untuk hadir di acara Kick Andy dalam tema acara “Pemuda Indonesia yang Mengguncang Dunia”.
“Kita berencana kedepan nanti, Tim Banoo akan melakukan produksi alat MBG secara massal agar para pembudidaya ikan di Indonesia maupun mancanegara dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” terangnya.
Penulis: Agung Nugroho