Sri Paduka Pakualam IX menutup secara resmi Program Pundong Centered For Facilitating Partnership (PCFP), di Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul, Selasa, (3/4). Penutupan program PCFP ini, ditandai penyerahan bantuan seperangkat computer dan diterima Lurah Desa Seloharjo Suryo Wijiharto.
Pundong Centered For Facilitating Partnership (PCFP) merupakan program kerjasama antara PPKB UGM, KKN UGM dan JICA Indonesia. Dari program ini, telah direalisir berbagai pembangunan dan perbaikan fasilitas umum pasca gempa di Desa Seloharjo, Pundong, kabupaten Bantul. Berbagai program tersebut, diantaranya water supply and sanitation, education, Housing and community facilities, health, and small and medium enterprice.
Kata Sri Paduka Pakualam IX, bagi pemerintah DIY dan Kabupaten Bantul, Program PCFP tersebut tentu memberi manfaat bagi pemulihan kembali kondisi pasca gempa. Dari lima program yang telah dilaksanakan, telah menjadikan kehidupan masyarakat Pundong dalam kondisi lebih baik dibanding sebelumnya.
“Bila mengingat kejadian gempa (27/5) tahun lalu rasanya sangat sedih, dan membayangkan betapa berat dan sulit membangun dan mengembalikan seperti kondisi sedia kala. Namun bayangan buruk tersebut tertepis, oleh rasa simpati dan empati yang telah ditunjukkan pemerintah, donatur baik yang datang dari dalam dan luar negeri. Meski belum secara keseluruhan, kini kita bisa melihat rumah-rumah penduduk berdiri tegak. Demikian pula sarana dan prasarana untuk kepentingan umum, termasuk tempat ibadah yang sudah bisa dimanfaatkan kembali,†ungkap Sri Paduka Pakualam IX mewakili sekaligus mengutip sambutan pidato Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Pemerintah Provinsi DIY mengungkapkan, untuk tetap bisa menjaga kehidupan masyarakat Pundong agar terus berjalan, masyarakat pun telah mendapat berbagai pelatihan yang dapat dijadikan sebagai penopang hidup. “Bahwa melalui program PCFP telah dilakukan pembangkitan UKM, sehingga roda ekonomi masyarakat Pundong dapat terus berputar. Semua program bantuan melalui program Due-Like dan JICA diharapkan dapat membangkitkan semangat masyarakat korban gempa, khususnya masyarakat Pundong yaitu menapaki hari-harinya dengan berbagai aktivitas. Oleh karena itu melalui Pundong Centered For Facilitating Partnership hendaknya dapat dimanfaatkan masyarakat,†harap Sultan sebagaimana disampaikan Sri Paduka Pakualam IX.
Sementara, Direktur PCFP Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD mengucap terima kasih dan bersyukur atas selesainya program PCFP di Desa Seloharjo ini. Meski telah berakhir, namun UGM akan tetap menjalin kerjasama dengan masyarakat Seloharjo di masa-masa mendatang.
“Bahkan ada dosen UGM yang berkeinginan terus bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Seloharjo sepanjang hidupnya,†ungkap Pak Djarwadi.
Pak Djarwadi berharap, UGM bersama Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kabupaten Bantul, Industri-industri/Sektor-sektor Produktif, dan LSM, terus berusaha mengatur kegiatan sehari-hari masyarakat Pundong. Dari upaya ini diharapkan akan tercipta kondisi lebih baik daripada hari-hari kemarin. “Oleh karena itu kita bersyukur akan mengawali untuk menjalankan rumah belajar di setiap dusun. Jumlahnya ada 16 rumah belajar di 16 dusun di Desa Seloharjo,†tambah Wakil Rektor Senior Bidang Akademik UGM.
Program rumah belajar ini, kata Pak Djarwadi, akan dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat Desa Seloharjo. Ini merupakan saat-saat dimana masyarakat berkumpul, dan membicarakan potensi apa yang dimiliki di lingkungannya. Yaitu, menggali potensi yang dimiliki orang-orang tua, tenaga muda dan anak-anak, serta dengan mendapat pantauan dosen-dosen UGM.
“Insya Allah yang kita beri nama kader tersebut, sebulan sekali akan bertemu membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan masyarakat Seloharjo. Kemudian kader-kader tersebut setiap tiga bulan sekali kita ajak silaturahmi ke UGM, untuk membicarakan apa yang sudah dipikirkan dan apa yang akan dikerjakan. Dan Ternyata niat semacam ini, kini mendapat simpati banyak pihak,†tandas dosen Teknik Sipil FT UGM.
Rudi Harimurti SP MP selaku pelaksana Program PCFP melaporkan, bahwa program ini sesungguhnya telah dimulai sejak bulan Agustus 2006 dengan menerjunkan 32 volunteer dosen di 16 Dusun di Desa Seloharjo. Dari hasil survey dan aspirasi masyarakat, dirumuskan kegiatan yang dilakukan di Desa Seloharjo meliputi water supply and sanitation, education, Housing and community facilities, health, small and medium enterprice. (Humas UGM)