World Health Organization (WHO) sejak tahun 1995 telah menjadikan perguruan tinggi sebagai salah satu tempat untuk implementasi upaya promosi kesehatan. Institusi pendidikan kedokteran sebagai salah satu institusi pendidikan memiliki tanggung jawab dan peran yang besar untuk implementasi upaya promosi kesehatan agar dapat dihasilkan lulusan dokter yang mampu untuk berperan sebagai role model sehat di masyarakat.
“Namun, hingga saat ini belum adanya publikasi tentang definisi dan karakteristik role model sehat di institusi pendidikan kedokteran,” jelas drg. Michael Andreas Leman, M.Med., Ed., dalam ujian terbuka promosi doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FKKMK UGM yang berlangsung secara daring Selasa (22/12).
Ia menyampaikan kondisi tersebut menyebabkan kesulitan untuk mengidentifikasi ketersediaan role model sehat yang ada di institusi pendidikan kedokteran. Oleh sebab itu, dosen Universitas Sam Ratulangi ini melakukan penelitian lebih dalam untuk menggali definisi dan karakteristik role model sehat di institusi pendidikan kedokteran yakni FKKMK UGM. Lalu, mengidentifikasi staf pengajar sebagai role model sehat di institusi pendidikan kedokteran, dan mengeksplorasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat role model sehat untuk melakukan modeling sehat secara efektif.
Dari hasil penelitian berjudul Role Model Sehat di Instutusi Pendidikan Kedokteran yang dilakukan Andreas Leman menunjukkan jika definisi dan karakteristik role model sehat di institusi pendidikan kedokteran dipengaruhi oleh faktor budaya negara. Sebab, karakteristik sehat secara spiritual hanya disebutkan oleh responden penelitian dari Indonesia dan tidak oleh responden dari luar negeri.
Temuan lain diketahui semua staf pengajar di FKKMK UGM yang terlibat dalam penelitian merupakan role model sehat di institusi pendidikan dokter. Kendati begitu, baru sebagian kecil yang melakukan peran role modeling sehat secara efektif.
“Peran staf pengengajar sebagai role model sehat perlu ditingkatkan agar dapat melakukan role modeling sehat secara efektif untuk membantu implementasi inisiatif sebagai health promoting campus,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan adanya sejumlah faktor penghambat di lingkungan kampus yang menghambat staf pengajar sebagai role model sehat di institusi pendidikan kedokteran untuk melakukan perilaku hidup sehat. Salah satunya adalah beban tanggung jawab dan kewajiban sebagai seorang staf pengajar di institusi pendidikan kedokteran yang cukup besar. Berikutnya, motivasi diri untuk berperilaku hidup sehat kurang, keterbatasan fisik untuk melakukan perilaku hidup sehat, dan faktor lingkungan.
Penulis: Ika