Dede Djuniardi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan, berhasil meraih gelar doktor dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Gelar akademis tersebut diperolehnya usai mempertahankan disertasi berjudul Efisiensi, Kompetisi, Perilaku Harga, dan Teknologi Informasi Pada Perbankan di ASEAN dalam ujian terbuka program doktor yang berlangsung secara virtual, Selasa (29/12).
Dede mengatakan kawasan ASEAN merupakan kawasan dinamis dan menjadi menarik untuk menyelidiki hubungan antara kompetisi dan stabilitas keuangan. Sebab, kawasan ini telah mengalami liberalisasi melalui penetrasi bank asing pada awal 1990-an. Lalu, diikuti dengan deregulasi, integrasi ekonomi regional, dan konsolidasi luar biasa pada akhir 1990-an sebagai strategi restrukturisasi bank pasca krisis keuangan Asia 1997-1998.
Lebih lanjut Dede menyampaikan dalam beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya diketahui jika efisiensi, kompetisi dan perilaku harga bank memiliki pola hubungan interdepensi pada masing-masing variabel. Oleh sebab itu, ia melakukan penelitian lebih lanjut untuk ini menguji interdepensi ketiga variabel tersebut dengan menggunakan sampel bank pada enam negara ASEAN. Selain itu, juga dilihat dampak teknologi informasi terhadap ketiga variabel tadi.
“Hasil pengujian menunjukan bahwa adanya saling kebergantungan secara positif antara efisiensi dengan kompetisi,” terangnya.
Kondisi tersebut dapat terlihat dari skor BOPO yang rendah. Artinya, efisiensi tinggi akan membuat bank memiliki skor indeks lerner yang rendah yang berarti bank kompetitif.
Hasil temuan lain menunjukkan adanya saling kebergantungan kompetisi dengan perilaku harga. Berikutnya, tidak ada saling kebergantungan antara efisiensi dengan perilaku harga. Sementara teknologi informasi berpengaruh terhadap efisiensi, kompetisi dan perilaku harga bank.
Lebih lanjut Dede menjelaskan implikasi dari penelitian ini bagi regulator adalah bahwa kompetisi bermanfaat untuk mendorong bank lebih efisiensi demikian pula sebaliknya. Pasalnya, hal tersebut dapat mendorong bank untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah dengan biaya yang relatif lebih murah sehingga biaya ekonomi akan menjadi lebih optimal. Penerapan Asean Banking Integration Framework (ABIF) harus menjadi fokus bagi otoritas karena meningkatkan kompetisi yang berdampak pada efisiensi perbankan.
“Namun, perlu ada regulasi yang membatasi kompetisi antar bank karena kompetisi dapat berdampak pada perekonomian secara keseluruhan,” sebutnya.
Penulis: Ika;
Foto: Shutterstock.com