Pergerakan revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 mendorong gerakan perubahan institusi pendidikan kedokteran. Pembenahan sistem informasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, evaluasi kerja, penataan model dan rencana kerja menjadi rangkaian upaya institusi menghadapi double disrupsi.
Demikian disampaikan Menteri Sekretaris Negara RI, Prof. Dr. Drs. Pratikno, M.Soc.Sc., saat menyampaikan orasi ilmiahnya pada puncak Dies ke-75 atau Lustrum ke-15 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.
Menurut Pratikno dalam pengembangan konten pembelajaran dan penelitian saat ini memerlukan sinergi berbagai lintas disiplin ilmu dan pengetahuan. Untuk saat ini tidak lagi ada mono disiplin dan negara juga membutuhkan SDM dengan talenta hybrid skills.
“Oleh karenanya, kompetensi seorang tenaga kesehatan harus kuat dan diimbangi dengan soft skill yang sering disebut sebagai esensial skills seperti komunikasi, etika, manajemen, integritas, kolaborasi dan tentunya pembelajar sejati,” katanya secara daring, Jumat (5/3).
Dekan FKKMK, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D., mengungkapkan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan dalam usianya yang ke-75 tahun telah melakukan beragam proses adaptasi dan perkembangan institusi. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 beragam inovasi tersebut telah muncul di antaranya produk-produk semacam GeNose, RI-GHA, Venindo, Gama Swab Chamber, Loker Disinfeksi, Surveilans Skrining, maupun Genome Sequencing.
“Berbagai inovasi tersebut dikembangkan oleh sivitas fakultas secara terintegrasi bersama peneliti dari disiplin lain dan juga bekerja sama dengan rumah sakit dalam jejaring AHS dan industri. Kerja sama terintegrasi dengan rumah sakit dalam jejaring AHS juga memungkinkan Pokja Genetik yang bekerja sama dengan Laboratorium Veteriner untuk melakukan Whole Genome Sequencing SARS-CoV-2 sehingga mendapat mandat dari Kementerian Kesehatan untuk mendukung surveilans genomic SARS-CoV-2 di DIY dan Jawa Tengah bagian selatan,” katanya.
Kerja sama terintegrasi World Mosquito Program atau WMP Yogyakarta, antara FK-KMK UGM, Monash University, Yayasan Tahija dan Pemerintah Daerah DIY juga telah mendorong keberhasilan penelitian teknologi nyamuk Aedes-aegypti ber-Wolbachia untuk eliminasi dengue yang telah mendapat penghargaan nasional dan internasional. Selain inovasi-inovasi tersebut, juga terjadi peningkatan inovasi untuk masalah-masalah kesehatan lain yang terlihat dengan meningkatnya jumlah paten dan hak cipta yang dihasilkan oleh sivitas fakultas sebanyak 9 paten dan 145 hak cipta.
“Di masa pandemi Covid-19 ini pula, sivitas fakultas terpacu untuk melakukan publikasi sehingga pada tahun 2020 terdapat peningkatan jumlah publikasi internasional bereputasi sebanyak 449 naskah yang melebihi capaian target tahun sebelumnya sebesar 339 naskah,” ungkapnya.
Di sektor pendidikan, Ova menyebut FK-KMK UGM juga telah melakukan beragam pengembangan untuk menghasilkan lulusan yang inovatif, adaptif, berbudi pekerti luhur dan mampu menjadi agen perubahan di bidang kedokteran/kesehatan. Kegiatan summer course, winter course, maupun program elective menjadi ragam upaya fakultas untuk mewujudkan ruang merdeka belajar lintas disiplin dan menggiatkan interprofessional collaboration bagi mahasiswa.
Inovasi pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti WebApps untuk penilaian, GAMEL, dan ELOK untuk kuliah asynchronous, dan zoom meeting untuk kuliah synchronous, hingga revitalisasi Unit Production House menjadi Learning Resource & Innovation atau yang dikenal dengan LERES menjadi ragam upaya adaptasi FK-KMK UGM untuk menghadapi perubahan perkembangan zaman.
“Perkembangan FK-KMK UGM dari tahun ke tahun berjalan selaras dengan sistem penjaminan mutu institusi pendidikan kedokteran. Sampai dengan tahun 2020, FK-KMK UGM telah berhasil membentukan 4 program studi baru subspesialis, 1 program Pascasarjana, 1 program Profesi Dietizien, 34 program studi terakreditasi A oleh LAMPTKes, 6 prodi tersertifikasi AUN-QA, dan 1 prodi dalam proses sertifikasi. Proses ini menjadi bagian dari upaya FK-KMK UGM menjamin integritas kinerja pendidikan,” terangnya.
Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, FK-KMK UGM melakukan proses integrasi berupa pengembangan Academic Health System (AHS) UGM menjadi wadah integrasi fakultas dengan lingkungan. Sedangkan pengembangan peta jalan pengabdian kepada masyarakat melalui pelibatan lintas disiplin dan mahasiswa, pengembangan wilayah binaan masyarakat berbasis riset unggulan, serta inisiasi pengabdian yang bersifat Human Sociopreneur menjadi bentuk upaya FK-KMK UGM untuk membumikan integrasi ilmu pengetahuan yang dikembangkan institusi.
Diantaranya pembentukan tim siaga bencana hingga inisiator pembentukan tim Satgas Covid-19 maupun pembentukan Health Promoting University (HPU) menjadi langkah nyata proses pengabdian kepada masyarakat FK-KMK UGM. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat FK-KMK UGM telah berhasil mengelola beberapa saluran komunikasi kesehatan.
“Saluran komunikasi kesehatan yang dikembangkan seperti INA-Health, Kanal Pengetahuan, maupun Radio Indonesia Sehat “RAISA”, serta Journal of Community Empowerment for Health (JCOEMPH), untuk mewadahi hasil pengabdian kepada masyarakat yang disajikan dalam bentuk artikel ilmiah,” jelasnya.
Ova mengakui bidang Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana memegang peran penting untuk meningkatkan mutu institusi pendidikan kedokteran. Oleh karena itu, FK-KMK UGM telah menggiatkan program roadshow, klinik bahasa, klinik statistik, kenaikan pangkat dan jabatan, serta bantuan studi lanjut sebagai upaya fakultas untuk meningkatkan jabatan akademik dosen.
Fakultas juga memfasilitasi peningkatan kompetensi karier dosen serta tenaga kependidikan melalui program pelatihan, learning days, dan kepesertaan dalam pertemuan ilmiah internasional. Di tahun 2020, FK-KMK UGM juga telah mengimplementasikan kebijakan pengembangan sistem informasi keuangan berupa penggunaan billing system dan wallet system.
“Mewujudkan smart digital campus, pengembangan sarana prasarana pendidikan berbasis IT, gedung pascasarjana Tahir Foundation, fasilitas kesehatan, gedung penelitian dan pengembangan, renovasi masjid Ibnu Sina, pengembangan laboratorium riset terpadu dan museum anatomi, menjadi bentuk nyata dukungan infrastruktur FK-KMK UGM untuk mewujudkan lingkungan akademis yang kondusif dan inovatif,” tuturnya.
Secara khusus dalam Dies ke-75 atau Lustrum ke-15 FKKMK kali ini diluncurkan dua buku monumental. Kedua buku tersebut Laporan Dekan 2016 – 2020, Integritas dan Integrasi dalam Tridarma dan buku Merawat Keutamaan Demi Kesehatan Bermartabat.
Buku Laporan Dekan 2016-2020 berisi capaian tridarma perguruan tinggi sesuai dengan target sasaran Renstra FKKMK UGM 2016-2020, sedangkan buku Merawat Keutamaan Demi Kesehatan Bermartabat merangkum catatan refleksi lintas generasi sivitas akademika terkait aktualisasi jati diri UGM sebagai keutamaan nilai dalam mengemban amanah tridarma perguruan tinggi. Secara khusus buku-buku diserahkan kepada Ketua Senat FKKMK UGM, Prof. dr. Mohammad Juffrie, Sp.A(K), Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN.Eng dan Dirjen Dikti, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN. Eng.
Dirjen Dikti mengapresiasi atas upaya sivitas akademika FKKMK UGM yang dalam Dies ke-75 atau Lustrum ke-15 menghasilkan dua dokumen penting, yaitu Laporan Dekan 2016-2020 dan buku Merawat Keutamaan Demi Kesehatan Bermartabat. Buku Laporan Dekan bisa menjadi cermin capaian kinerja FKKMK UGM selama 5 tahun terakhir sesuai sasaran rencana strategis institusi yang telah dibuat.
Sedangkan buku Merawat Keutamaan Demi Kesehatan Bermartabat diharapkan menjadi bagian dari catatan sejarah mengenai aktualisasi nilai-nilai ke-UGM-an para sivitas akademika FKKMK UGM dalam mengemban tridarma perguruan tinggi.
“Kami berharap kedua buku ini bisa menjadi inspirasi dan pemantik semangat bagi kita semua untuk senantiasa menorehkan prestasi dan merawat integrasi dan integritas institusi di masa-masa mendatang. Dirgahayu FKKMK UGM,”ucapnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto