Koordinator Dukungan dan Kerja Sama Teknik Balai Besar Penangkapan Ikan Dirjen Perikanan Tangkap, Bagus Aris Wibowo, M.Si., mengatakan Indonesia mempunyai banyak peluang sekaligus tantangan sebagai poros maritim dunia.
“Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, letak geografis yang mendukung, yaitu pada benua Asia dan Australia,”tutur Bagus dalam webinar dengan topik Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Eksplorasi Sebagai Poros Maritim Dunia, Sabtu (1/5).
Ia menjelaskan produksi perikanan tangkap Indonesia berada di peringkat 2 dunia pada tahun 2012, luas terumbu karang Indonesia sebesar 85.000 km, marine ecotourism yang besar, serta Indonesia menempati posisi ke-14 dalam nilai ekspor perikanan dunia.
Dengan banyaknya potensi sumber daya hayati yang dimiliki tersebut Indonesia juga mempunyai tantangan yang harus diperjuangkan seperti kerusakan pada terumbu karang dan budi daya lobster yang belum diproduksi secara masal.
“Saat ini kondisi terumbu karang yang baik berada di sekitar 40 persen, sudah banyak yg mengalami kerusakan sehingga kita juga harus berjuang menjaga kelestarian sumber daya terumbu karang kita karena ini merupakan ekosistem yang sangat baik untuk sumber kehidupan hewan-hewan laut. Budi daya lobster di Indonesia juga baru dimulai dan kurang popular ssehingga tantangan kita adalah untuk meningkatkan budi daya dan peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan,” tutur Bagus.
Sementara itu, Drs. Tri Joko, Msi., Dosen Fakultas Biologi UGM, menjelaskan bahwa sejarah kemaritiman Indonesia dimulai dengan Sumpah Palapa pada tahun 1336, kemudian Deklarasi Juanda pada tahun 1957. Indonesia juga telah diakui dalam Konvensi Maritime Nasional I pada tahun 1963.
Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo mencanangkan program Nawacita Poros Maritim dan menegaskan bahwa negara akan kembali hadir untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
“Visi maritim Indonesia pada 20145 adalah aktif berkontribusi dalam peradaban maritim dunia, berperan dalam Global Supply Chain System, dan menguasai Samudera (Hindia Timur Utara dan Pasifik Barat Daya,” kata Tri Joko.
Penulis: Desy