Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menjadi tuan rumah konferensi internasional “The Network: Toward Unity for Health (TUFH) 2021” yang digelar pada tanggal 20-23 Juli 2021 secara daring.
Konferensi internasional yang diikuti ratusan akademisi serta praktisi dari negara-negara di Asia, Afrika, Amerika, Australia dan Eropa ini mengusung tema “Enhancing Interprofessional Collaboration and Learning for Strengthening Primary Health Care”.
“Ini tema yang penting karena selama pandemi ini kita menyadari bahwa tidak ada satu pun profesi yang bisa bekerja sendirian,” ucap Sekretaris Jenderal TUFH, Elsie Kiguli-Malwadde, dalam upacara pembukaan TUFH 2021, Rabu (21/7).
Tema yang diangkat pada konferensi tahun ini menitikberatkan pada peningkatan kolaborasi interprofesional dan pendidikan demi penguatan layanan kesehatan primer. Hal ini selaras dengan semangat organisasi TUFH yang mengedepankan kualitas pelayanan dan kesehatan populasi.
Konferensi TUFH 2021 diharapkan mampu membawa peningkatan kapasitas SDM yang akan berimbas pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan mampu mewujudkan kesehatan bagi semua seperti visi organisasi TUFH itu sendiri.
Dalam sambutannya, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., mengungkapkan bahwa UGM dan TUFH memiliki posisi yang sama dalam melihat pentingnya pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
“Semangat UGM untuk mengabdi kepada masyarakat tidak tergoyahkan oleh pandemi Covid-19. UGM berkontribusi merespons pandemi dengan riset, inovasi, dan juga inisiatif di tingkat masyarakat,” ucapnya.
Rektor memaparkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menjadi salah satu kegiatan intrakurikuler bagi mahasiswa UGM. Program ini, terangnya, memberi pengalaman pemberdayaan masyarakat dan bagaimana menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat dengan mendekatan multidisipliner.
Konferensi internasional ini diisi dengan sejumlah agenda kegiatan, di antaranya pidato kunci, workshop, networking session, dan presentasi. Pidato kunci pertama disampaikan oleh Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., PhD., SpOG(K).
Ova memberikan paparan bertajuk “Community Based Education for Health and Social Care Students in Indonesia”. Pendidikan berbasis komunitas, menurutnya, memiliki sejumlah keuntungan baik bagi peserta didik maupun bagi masyarakat.
“Pendidikan berbasis komunitas memberi kesempatan untuk menghubungkan pengetahuan teoretik dengan praktik sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami,” terangnya.
Di samping itu, ia menambahkan melalui pendidikan semacam ini mahasiswa dapat memperoleh keterampilan yang sulit untuk diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
Di Indonesia, UGM menjadi pelopor kegiatan pengabdian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Di FK-KMK sendiri, mahasiswa didorong untuk terjun ke masyarakat sejak tahun pertama melalui kegiatan Community and Family Health Care – Inter-Professional Education (CFHC-IPE).
“Program ini merupakan sebuah upaya untuk membangun kompetensi dalam aspek etika, tanggung jawab, komunikasi, dan kerja sama,” papar Ova.
Mulai dijalankan sejak tahun 2013, program ini terus berlanjut hingga saat ini. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Ilmu Keperawatan, serta Gizi Kesehatan akan bergabung dalam kelompok-kelompok untuk memberikan edukasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Penulis: Gloria