Departemen Perikanan UGM menyelenggarakan The 4th International Symposium on Marine and Fisheries Research (ISMFR) pada tanggal 28-29 Juli 2021.
Simposium internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini menjadi ajang diskusi bersama para akademisi, peneliti, dan praktisi dari pihak pemerintah maupun swasta pada sektor perikanan dengan berbagai topik terkait, serta sebagai wahana jejaring tingkat global untuk memajukan ilmu, teknologi, dan industri perikanan.
“Platform ini sangat penting bagi kita untuk memperkuat dan memulai kembali kolaborasi riset,” ucap Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, saat membuka simposium ini, Rabu (28/7).
ISMFR tahun ini diselenggarakan secara daring dengan mengangkat tema “Promoting Sustainable Fisheries through Technology and Research Innovation for Healthy Community”.
Ketua Panitia ISMFR 2021, Indah Istiqomah, Ph.D, menerangkan simposium ini diselenggarakan untuk menyediakan akses, pertukaran data penelitian, dan pengalaman perikanan untuk mendukung transfer pengetahuan dan teknologi dalam rangka memperkuat sektor perikanan dunia.
Pandemi COVID-19, terangnya, telah membawa dampak pada sektor perikanan global. Pasokan ikan, konsumsi, dan pendapatan perdagangan telah menurun karena gangguan yang meluas di sektor produksi perikanan, rantai pasok, dan belanja konsumen.
Meski demikian, pandemi juga menjadi katalis bagi sektor perikanan untuk lebih inovatif, bertanggung jawab secara sosial, dan lingkungan. Karena itu, strategi mengurangi dampak pandemi pada sektor penangkapan dan budi daya perikanan perlu dikembangkan melalui program yang terintegrasi.
“Inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan menjadi kunci utama untuk meningkatkan dan menjamin efisiensi serta keberlanjutan produksi dan pemanfaatan sumber daya,” paparnya.
Simposium kali ini menghadirkan 12 invited speakers dari delapan negara, yaitu Indonesia, Norwegia, Selandia Baru, Belgia, Malaysia, Australia, Thailand, dan Jepang. Di samping itu, total sebanyak 152 makalah ilmiah akan dipresentasikan.
Presentasi dilaksanakan secara berkelompok sesuai dengan topik, meliputi fish disease, nutrition and feed, aquaculture engineering, fisheries biology, fisheries social economics, fisheries management, aquatic ecotoxicology, oceanography, marine natural product, seafood processing, seafood safety, seafood processing, dan bioactive compound.
Sesi pleno pertama di hari Rabu diisi dengan paparan dari tiga keynote speakers, yaitu Prof. Rashid Sumaila dari University of British Columbia, Canada, Prof. Erlinda R. Cruz Lacierda dari University of the Philippines Visayas, dan Prof. Soottawat Benjakul dari Prince of Songkla University.
Rashid Sumaila memaparkan materi tentang ” Identifying and removing barriers to financing a sustainable ocean economic dilanjutkan materi Erlinda Lacierda tentang ”Sea Lice in Southeast Asian Aquaculture”. Sementara itu pembicara terakhir pada sesi ini, Soottawat Benjakul, memaparkan materi tentang ”Hydrolyzed Collagen from Fish Skin: Process Development and Nutraceutical Properties”.
Penulis: Gloria