Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM dan Tim Pengembangan Desa Binaan Kawasan Menoreh melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Pengabdian di kawasan perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo ini berupa kegiatan pelatihan penulisan (copywriting) dan microblogging untuk warga masyarakat.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat di Menoreh ini di pimpin Prof. Catur Sugiyanto. Sementara materi pelatihan disampaikan oleh Ryan Ariyanto, seorang praktisi pemasaran digital sekaligus pemilik pemilik situs pembangunan desa sedesa.id.
Prof. Catur Sugiyanto dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa pengabdian yang dilakukan merupakan salah satu kewajiban perguruan tinggi dalam membantu masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh universitas untuk mengabdikan dirinya, salah satunya dengan melakukan pengembangan Desa Binaan Kawasan Menoreh.
“Kegiatan berlangsung pada hari Senin, tanggal 2 Agustus 2021, dan kita lakukan secara daring karena masih pandemi dan peraturan mensyaratkan untuk membatasi agar tidak berkerumun. Meski secara online, pelatihan tetap diikuti masyarakat dengan penuh antusiasme tinggi,” katanya.
Catur menjelaskan pelatihan Penulisan dan Microblogging ini merupakan rangkaian dari Program Pengembangan Desa Binaan yang setidaknya akan terdiri dari lima program pelatihan. Pada rangkaian kegiatan sebelumnya, masyarakat desa yang menjadi peserta program dilatih untuk bercerita tentang berbagai hal, selanjutnya mereka akan dilatih untuk dapat membuat desain grafis melalui handphone.
Adapun tujuan akhir dari Program Pengembangan Desa Binaan ini nantinya, menurut Catur, menjadikan masyarakat desa di Kawasan Menoreh Kabupaten Kulonprogo dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Terutama kemahiran dalam penguasaan sistem android dalam handphone untuk dimanfaatkan mempromosikan berbagai kehidupan di Kawasan Menoreh.
Pelatihan Penulisan dan Microbloging yang dilakukan dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama merupakan sesi menonton video yang bisa diakses di youtube. Dalam sesi ini diharapkan mampu memantik dan memancing rasa ingin tahu dari masyarakat desa terhadap tema penulisan dan microblogging.
“Pada sesi ini juga saya sampaikan dasar-dasar penulisan yang baik untuk digunakan pada sosial media yang masyarakat desa miliki,” ujar Ryan.
Sesi selanjutnya merupakan sesi penugasan dan praktik. Pada sesi ini, peserta pelatihan diwajibkan untuk membuat penulisan di sosial media masing-masing yang nantinya dinilai oleh Tim Pengembangan Desa Binaan.
“Sementara sesi terakhir berupa sesi tanya jawab, mereka boleh tanya apa saja. Dalam sesi ini juga kita sampaikan hasil penilaian penulisan yang telah dilakukan oleh masyarakat desa,” imbuh Ryan.
Penulis : Agung Nugroho