Pilihan perkerasan jalan merupakan pertimbangan yang harus dievaluasi secara objektif. Pemilihan perkerasan jalan yang kurang tepat akan meningkatkan biaya konstruksi, biaya perawatan, biaya pengguna jalan, hingga dapat berdampak pada kondisi lingkungan dan sosial. Oleh sebab itu, pemilihan perkerasan jalan menjadi salah satu tantangan pengambilan keputusan bagi penyelenggara jalan.
“Dalam pemilihan tipe perkerasan banyak di negara berkembang umumnya hanya ditentukan secara subjektif tanpa didasari pertimbanan sacara objektif dan konsisten,” ujar
Taqia Rahman, ST, M.Sc., Ph.D., dosen Fakultas Teknik Sipil UGM, dalam Webinar 90 menit Bersama Sipil UGM dengan topik “Perkerasan Beton vs Aspal, Mana yang lebih baik?” pada Kamis (3/8).
Saat ini di Indonesia tipe perkerasan beton mulai marak digunakan dan dianggap lebih baik daripada aspal. Berdasarkan karakteristik, aspal dan beton memiliki karakteristik sifat yang berkebalikan. Aspal memiliki sifat yang fleksibel sedangkan beton memiliki sifat yang rigid.
“Tipe perkerasan aspal, ekspansi dan kontraksi akibat variasi suhu siang-malam diakomodasi oleh regangan viscous di aspal sehingga tidak memerlukan joints (kerangka),” imbuh Taqia.
Berkebalikannya, beton memerlukan kerangka karena rentan dengan ekspansi dan kontraksi perubahan suhu sehingga membutuhkan kerangka agar tidak terjadi tensile failure. Berdasarkan tipe performa, keunggulan perkerasan beton tidak akan mengalami rutting dan shoving, namun tipe kerusakan yang paling sering dijumpai pada beton adalah crack atau retak.
“Berdasarkan stiffness (kekakuan) beton 4-9 kali lebih tinggi dari pada campuran aspal. Inilah menyebabkan semua orang mengira beton lebih baik dari pada aspal,” jelas Taqia.
Stiffness yang lebih tinggi artinya memiliki penyebaran beban yang lebih baik. Ia menjelaskan karena aspal memiliki stiffness yang lebih rendah maka membutuhkan lapisan yang lebih tebal. Kelebihan lain dari beton adalah memiliki durability yang sangat tinggi, namun harus didesain dengan sangat baik karena beton termasuk material yang memiliki risiko tinggi jika terjadi kerusakan.
Taqia juga menuturkan tipe perkerasan dapat menggunakan berbagai aspek pertimbangan dan dapat menggunakan berbagai pemodelan. Aspek yang perlu menjadi petimbangan adalah biaya, user experience, keberlanjutan, hingga keselamatan.
“Baik aspal dan beton memiliki keunggulan masing masing. Tipe perkerasan apapun jika didesain dan dirawat dengan baik maka akan dapat bertahan lama seperti yang kita inginkan,” simpulnya.
Penulis: Khansa