Fakultas Peternakan UGM menciptakan sebuah sistem aplikasi pendeteksi performa kandang ayam guna memudahkan peternak dalam memantau ayam. Aplikasi yang bisa diinstal dari handphone ini dinamakan BroilerX sebagai salah satu brand yang dikembangkan oleh PT. Integrasi Teknologi Unggas.
Ketua Tim Riset and Developments produk tersebut, Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc, mengatakan penggunaan teknologi semacam ini penting karena ayam broiler di Indonesia rentan terkena heat stress yang berdampak pada performa ayam broiler. Dengan Internet of Think (IoT) mampu mencatat suhu, kelembaban, kadar ammonia, kadar CO2 di kandang dan dapat dilaporkan secara realtime.
Dengan aplikasi seperti ini maka peternak dapat melakukan tindakan secepat mungkin ketika terjadi perubahan pada komponen yang memengaruhi kondisi kenyamanan ayam. Teknologi tersebut memiliki fitur berupa early warning system yang akan memberikan notifikasi di aplikasi Android maupun di web desktop sehingga ayam yang kondisinya menurun dari efek lingkungan yang semakin kurang mendukung dapat diselamatkan secepat mungkin.
“Sistem ini dibuat dan dikembangkan sebagai upaya melengkapi dan menyempurnakan sensor dan peralatan yang ada di kandang closed house dalam mengatur lingkungan mikro di dalam kendang,” ujar Galuh Adi Insani, dosen Fakultas Peternakan UGM, Kamis (5/8) pada Workshop Internet of Things (IoT) Smart Poultry Farming melalui media zoom.
Ia menjelaskan kandang closed house saat ini hanya dilengkapi dengan sensor saja tanpa melakukan proses record data perubahan kondisi di dalam kendang, seperti suhu, kelembaban, kadar amonia, kadar CO2, dan lain sebagainya. Sedangkan dengan memanfaatkan IoT maka sangat dimungkinkan sehingga jika terdapat kasus penurunan performa dari ayam dapat dilakukan proses pelacakan dan perbaikan.
“Sistem yang diciptakan oleh tim ini memiliki sensor yang dapat mendeteksi perubahan kondisi lingkungan dan kedepannya akan dapat dilengkapi dengan sistem automasi atau sistem lain yang bekerja seiring banyaknya data yang dapat dicatat dan memberikan insight,” jelasnya.
Jati Pikukuh, CEO BroilerX, menambahkan BroilerX membantu peternak ayam untuk membuat kandang dengan kondisi kesejukan yang merata. Sebab, selama ini pada kandang-kandang ayam bagian depan kondisinya sejuk sedangkan di bagian belakang panas.
“Kondisi ini oleh banyak peternak tidak diketahui dikarenakan pada area tersebut tidak dilengkapi sensor yang digunakan untuk mengukur kondisi kendang. Semua itu sekarang dapat dipantau secara online dengan memanfaatkan peran dari IoT, padahal kita tahu di Indonesia suhu dan kelembapan tinggi,” katanya.
Menurutnya, kualitas udara di dalam kandang penting karena beberapa alasan. Dilihat dari aspek kesehatan maka kualitas udara yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan, menurunkan angka penyakit, dan meningkatkan produktivitas.
Jati mengungkapkan alat yang ia ciptakan bersama tim ini mudah digunakan oleh peternak di Indonesia. BroilerX memiliki komponen yang murah tetapi berkualitas bagus.
Ia bersama tim memang berniat untuk membuat IoT dengan harga terjangkau karena alat buatan luar negeri bisa mencapai 28 juta rupiah. Bahkan, di negara-negara lain seperti Kanada dan Singapura kini mulai melirik dan tertarik dengan alat buatannya.
Ia menjelaskan peternak dapat mencoba sistem SaaS (Softeware as a Service) tersebut di alamat saas.broilerx.com untuk mempermudah dalam proses pengelolaan administrasi peternakan. Dengan sistem tersebut, peternak dapat memantau kondisi kandang dengan aplikasi BroilerX yang dapat diinstal di handphone.
“Aplikasi ini dapat menampilkan fitur online recording, stok, grafik performa kandang, dan sebagainya,” ucapnya.
Sementara itu, Yutiman selaku Engineer KMTek PT Karya Merapi Teknologi mengatakan BroilerX menggunakan Lora (Long Range), yaitu suatu pengembangan hardware yang di dalamnya terdapat modul komunikasi low power yang dapat mentransmisikan data dengan rentang sejauh 15 km tanpa menggunakan paket data sehingga cocok dipasang di lingkungan pedesaan yang sulit sinyal internet. Setting dari alat Lora ini dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan media wifi atau bluetooth dan akan terkoneksi ke software dan dapat dipantau datanya dari software tersebut secara realtime dan online.
“IoT merupakan keniscayaan karena sekarang adalah era smart farming. Masyarakat sehari-hari telah terbiasa dengan IoT. Semua berbasis big data, basis internet dengan TI bisa dikemas sedemikian rupa sehingga bisa mendukung industri peternakan,” paparnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng., mengapresiasi tim BroilerX dalam upaya mewujudkan smart farming di kandang closed house. BroilerX merupakan upaya mengejar ketinggalan dan ini merupakan karya anak bangsa yang bisa meramaikan start up.
Ia sangat mendukung lahirnya BroilerX yang memudahkan petani peternak yang dapat memantau ternak hour by hour yang terjadi di dalam kandang (temperatur, kelembapan, kadar amoniak). Bahkan, mampu mendeteksi penyakit.
“BroilerX ini sangat memudahkan para user menjadi peternak yang benar-benar modern yang dapat mengontrol kandang dari jarak jauh,” terangnya.
Penulis : Agung Nugroho