Gangguan kognitif vaskular merupakan kondisi gangguan kognitif pada minimal satu domain kognitif dengan bukti riwayat klinis stroke ataupun kerusakan vaskular serebral subklinis akibat faktor risiko vaskular, kondisi tersebut apabila menyebabkan ketergantungan kepada orang lain merupakan bentuk terberat dan disebut sebagai demensia vaskular. Gangguan kognitif vaskular ini menjadi penyebab terjadinya demensia bagi penderita penyakit Alzheimer.
Untuk mengobati penyakit ini, mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Abdul Gofir, MSc., Sp.S(K)., mengembangkan potensi obat herbal seperti Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Longa L.) untuk Perbaikan Fungsi Kognitif bagi penderita Alzheimer.
Meski baru sebatas penelitian uji praklinik dan klinik tentang sediaan kandidat fitofarmaka kombinasi ekstrak tersebut, namun mengkaji aktivitas farmakodinamik, toksisitas akut, toksisitas subkronik, tolerabilitas dan keamanan pada relawan sehat serta efektivitas dan keamanan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada pasien dengan gejala memori ringan atau mild cognitive Impairment (MCI). Penelitian dilakukan dengan menggunakan 27 hewan uji model stroke dilakukan tes menggunakan Y-Maze dan didapatkan hasil bahwa tikus normal memiliki perilaku alternasi spontan lebih tinggi (80%) dibandingkan tikus model stroke (58,34%).
Selanjutnya dilakukan penelitian eksploratif dalam membuat sediaan kapsul kombinasi ekstrak dengan CPOTB, uji aktivitas farmakodinamik sediaan kandidat fitofarmaka tersebut pada model tikus stroke. Uji toksisitas akut dan subkronis dengan eksperimen quasi pre and post test-only controlled group design, serta uji klinik fase 1 dan 2 dengan metode randomized controlled trial.
Pada uji aktivitas farmakodinamik, ekstrak kombinasi berbagai dosis tidak lebih inferior dibanding dengan pemberian donepezil dan berbeda bermakna dengan plasebo. Uji toksisitas akut, didapatkan nilai LD50 lebih besar dari 2.000 mg/kg tidak menyebabkan efek toksik pada organ-organ penting. Sementara pada uji toksisitas subkronik, terdapat peningkatan SGOT, SGPT dan kreatinin namun gambaran histologi hepar dan ginjal tidak ada perbedaan dengan kelompok kontrol. “Peningkatan fungsi kognitif didapatkan dengan penambahan sediaan kombinasi ekstrak daun pegagan dan rimpang kunyit yang tertinggi pada dosis tinggi dan dosis sedang,” papar Abdul Gofir dalam ujian terbuka promosi doktor di FKKMK, Senin (14/9).
Ia menyimpulkan bahwa tanaman pegagan dan rimpang kunyit memiliki potensi mengobati gejala memori ringan. Menurutnya, tanaman herbal saat ini masih banyak diminati oleh masyarakat serta mulai banyak diteliti manfaatnya di bidang medis karena potensi terapeutiknya. Apalagi Pegagan termasuk keluarga Apiaceae (Umbelliferae) merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan di Asia, India, dan Timur Tengah dengan nama yang berbeda-beda. Pegagan sering digunakan untuk penyembuhan luka, mengatasi aterosklerosis, antijamur, antibakteri dan antikanker Ekstrak daun pegagan. Sedangkan rimpang kunyit dapat memperbaiki fungsi kognitif.
“Rset pengembangan sediaan kandidat fitofarmaka dirasakan sangat penting mengingat belum banyak dilakukan sehingga menjadi dasar penelitian sediaan tersebut untuk memperbaiki fungsi kognitif,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson