Peluncuran lima buku State of The Art Series menandai pembukaan Dies Natalis ke-66 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Kelima buku yang diterbitkan Gadjah Mada University Press tersebut adalah Jagat Komunikasi Kontemporer, Tentang Kuasa, Perspektif Ilmu Sosial di Era Digital, The Global South dan Tinjauan Studi Manajemen dan Kebijakan Publik.
Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi, saat membuka dies mengatakan buku State of The Art Series merupakan kontribusi dari masing-masing departemen yang diharapkan dapat meneguhkan posisi Fisipol UGM sebagai center of excellent secara akademik dan aktivitas-aktivitas lainnya.
“Ini sebuah kompilasi pemikiran dari departemen-departemen yang ada di Fisipol UGM yang membuka bagi perdebatan-perdebatan bidang studi yang dipelajari,” katanya, di Fisipol UGM, Senin (20/9).
Ia merasa antusias terhadap kemunculan buku ini sangat luar biasa. Kehadiran buku ini ternyata ditunggu banyak pihak, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat mengakses buku-buku ini saat dilakukan pra-launching dengan membuka akses free download.
“Luar biasa ternyata buku-buku ini benar-benar ditunggu. Buku Jagat Komunikasi Kontemporer sudah diakses 8.062 lebih hingga saat ini. Demikian pula dengan buku Tentang Kuasa 6.544, Perspektif Ilmu Sosial di Era Digital 9.866, The Global South 6.188 dan Tinjauan Manajemen dan Kebijakan Publik di Indonesia 6.369,” paparnya.
Dekan menandaskan pandemi belum akan berakhir, karenanya Fisipol UGM terus melakukan penyesuaian di bidang akademik dan aktivitas lain yang berkaitan dengan tridarma perguruan tinggi. Bersama senat fakultas dalam beberapa waktu kedepan berupaya menyusun panduan baru untuk mengelola segala aspek yang berkaitan dengan hal itu.
“Perubahan mau tidak mau harus kita hadapi, bahkan segala bentuk penyesuaian terhadap situasi pandemi. Meski begitu kita yakin dengan kerja sama yang terus menerus situasi atau perubahan-perubahan ini akan bisa kita jalani bersama,” tandasnya.
Diakuinya, pandemi telah menjadikan setiap aspek yang berkaitan dengan hidup manusia, aktivitas dan pekerjaan mengalami pergeseran yang luar biasa. Pergeseran-pergeseran dan penyesuaian-penyesuaian baru tentu dalam banyak hal melahirkan banyak dilema.
Bahkan, sangat mungkin melahirkan banyak sekali persoalan dan melahirkan banyak ketimpangan. Oleh karena itu, ia menyambut baik Dies ke-66 Fisipol UGM kali ini mengusung tema Pekerjaan dan Ketimpangan di Tengah Pandemi.
“Kita di fakultas merasakan betul, karenanya secara terus menerus dan bekerja keras bersama-sama berusaha mengelola situasi ini. Dies di tengah pandemi bukannya mundur, bukannya terjebak dalam stagnasi tetapi terus berupaya menginspirasi perubahan-perubahan dengan mengembangkan berbagai aspek yang terkait dengan tanggung jawab kita sebagai institusi pendidikan,” terangnya.
Muchtar Habibi, SIP., MA., Ph.D selaku ketua panitia Dies ke-66 Fisipol UGM mengungkapkan pandemi telah membawa dampak yang luar biasa. Dahsyatnya dampak dirasakan berbeda oleh beberapa kelompok dalam masyarakat.
Di tengah pembatasan sosial yang dilakukan, banyak sekali orang-orang kehilangan pekerjaan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang bekerja di sektor ekonomi infomal mengalami kesulitan untuk mendapatkan penghasilan.
“Bagaimana kita lihat mereka yang kehilangan pekerjaan begitu kesulitan untuk struggle di kehidupannya. Sebagian kalangan menyebut mereka kalangan pekerja kerah biru ini harus berjuang harian untuk memenuhi hidupnya,” paparnya.
Di sisi lain, para pekerja kerah putih yang tingkat pendidikan relatif lebih tinggi memiliki tantangan tersendiri. Mereka memang tidak kehilangan pekerjaan, tetapi menghadapi persoalan kesehatan mental saat pekerjaan dilakukan dari rumah.
Sementara itu, di tengah problem yang dihadapi para pekerja umum, ironisnya di tengah masyarakat ada segelintir orang semakin kaya raya di tengah situasi pandemi. Karena itu di saat situasi pekerjaan semakin runyam dan ketimpangan semakin meningkat, panitia Dies ke-66 Fisipol mengangkat tema pekerjaan dan ketimpangan di tengah pandemi.
“Kami ingin mendiskusikan beberapa pertanyaan terkait kenapa banyak orang mudah kehilangan pekerjaan? Bagaimana watak pekerjaan yang digeluti sebagian besar pekerja kita saat ini? Dan bagaimana soal kerentanan pekerja yang sebagian mayoritas ini berdampak pada ketimpangan,” ujar Habibi.
Untuk mendiskusikan hal ini, katanya, panitia akan menggelar beberapa webinar dan seminar. Diantaranya seminar nasional yang akan mengundang pembicara dari dalam/ luar Fisipol UGM dan pembicara tamu dari luar negeri. Dilanjutkan seminar di masing-masing departemen dengan melihat pekerja dan ketimpangan dari perspektif masing-masing bidang ilmu.
“Dan nantinya akan ditutup dengan seminar lintas departemen dengan menampilkan para pembicara dari kalangan dosen muda. Selain itu kita juga akan menggelar kegiatan lain diantaranya lomba video, essay, virtual run, olah raga (turnamen online, games dan alumni gathering,” imbuhnya.
Seri buku State of Art yang berhasil terbit atas kerja sama dengan UGM Press tersebut dapat diunduh secara gratis mulai tanggal 19 sampai 25 September 2021 mendatang. Untuk mengunduh buku-buku tersebut, publik dapat mengunjungi website Fisipol UGM di fisipol.ugm.ac.id dan website UGM Press di digitalpress.ugm.ac.id untuk informasi lebih lanjut.
Penulis : Agung Nugroho-Aji