Pusat Studi Pariwisata UGM menyampaikan paparan terkait kajian Awal Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Nagan Raya, Aceh. Penyampaian paparan ini sebagai bagian dari kegiatan kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Pemkab Nagan Raya.
Amran Yunus, SP.MT, Asisten Perekonomian dan Pembangunan mewakili Bupati Nagan Raya, menyambut baik peran Puspar UGM untuk pengembangan daerah Nagan Raya Aceh. Ia menjelaskan strategi posisi Kabupaten Nagan Raya memang memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata.
Karena itu, kajian yang dilakukan bersama antara Puspar UGM dan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai program pembangunan kepariwisataan kabupaten secara menyeluruh sekaligus menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan regulasi kepariwisataan
“Ditinjau dari posisi, Kabupaten Nagan Raya yang berada di pesisir Barat Aceh memiliki Keragaman potensi alam, tradisi-budaya, kuliner, dan buatan yang masih memerlukan perencanaan dalam upaya pengembangan perekonomian daerah sekaligus memberikan dampak ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat,” katanya, di aula Kantor Bappeda Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Senin (27/9) saat pemantauan bersama terkait Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Nagan Raya, Aceh.
Dalam forum kajian bersama, ini tampak hadir Chairul Akbar S.Pd, selaku Kepala Dinas Budparpora dan Junet Arinto, S.Sos, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya. Sementara tim Puspar UGM terdiri atas Dr. Destha Titi Raharjana,S.Sos, M.Si., Wijaya, S.Hut., M.Si., dan Kurnia Fahmy Ilmawan, S.Si.,M.Si
Sebagai sebuah kabupaten, Nagan Raya sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Barat dan sejak 2 Juli 2002 resmi menjadi kabupaten baru. Dalam kesempatan ini, tim Puspar UGM menyajikan hasil survei cepat potensi daya tarik wisata yang tersebar di 10 kecamatan.
Destha Titi Raharjana mewakili tim Puspar UGM menyatakan bila melihat kondisi lingkungannya, Kabupaten Nagan Raya memiliki ekosistem yang lengkap, terdiri atas dataran tinggi, dataran rendah, dan kawasan pesisir. Hasil kajian sementara yang bisa disampaikan bahwa tema pengembangan wisata Kabupaten Nagan Raya diarahkan pada wisata religi dan sejarah karena ada potensi cagar budaya, baik masjid, makam ulama (habib), dan ada juga situs persinggahan Cut Nyak Dien di Desa Blang Puuk, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang.
Disamping itu, ada potensi lain seperti air terjun, danau, sungai, buah durian, tanaman kopi, area danau, dan area rawa gambut sebagai paru-paru dunia di kecamatan Tripa Makmur dan Darul Makmur. Ada pula hamparan persawahan, agrowisata, dan kawasan pantai yang dapat dikembangkan.
“Kabupaten ini dikenal memiliki potensi bebatuan Giok, dan saat ini pemkab setempat membangun Masjid Baitul A’la, atau dikenal dengan Masjid Giok yang berada di kompleks perkantoran Suka Makmue. Guna memperkuat pembangunan kepariwisataan Nagan Raya sampai 2025, Puspar UGM menegaskan perlu adanya Qonun (Perda), agar sektor kepariwisataan mampu mengimplementasikan keinginan para pemangku kepentingan”, paparnya.
Penulis : Agung Nugroho