Tembang Dolanan atau lagu anak-anak bukanlah sekumpulan lagu remeh. Penelitian yang dilakukan oleh akademisi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Dr. Daru Winarti, terhadap lagu anak-anak masyarakat Jawa (tembang dolanan), terungkap bahwa lagu anak-anak itu ternyata mengandung sisi pembelajaran penting kepada anak-anak itu sendiri. Kehadiran tembang dolanan tersebut dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk mempelajari bahasa dan pengetahuan umum.
Hal ini seperti lagu yang mengiringi permainan ‘Ancak-Ancak Alis’. Dalam permainan tersebut anak melantunkan lagu komunikatif, dimana pada penghujung lagu anak-anak harus menjawab pertanyaan, dan jawaban dari pertanyaan tersebut diketahui ialah urutan proses tumbuh kembang tanaman padi.
“Itu dari mulai proses tumbuh (padi) agak kecil, sampai tumbuh agak besar, sampai berbunga, itu ada namanya (kosakatanya)……. Ini (jelas) menjadi pelajaran bahasa yang sangat menyenangkan untuk anak-anak,” tutur Winarti ketika mempresentasikan hasil penelitiannya dalam serial seminar nasional tradisi lisan ‘Tembang Donalan Jawa: Jenis dan Perkembangannya’ yang diselenggarakan FIB UGM secara daring pada Senin, (4/10).
Winarti mengungkapkan tembang dolanan telah ada sejak zaman dahulu, bahkan kondisinya lebih populer dari sekarang ini. Anak-anak melantunkan tembang dolanan di berbagai macam waktu, serta diketahui tidak harus untuk mengiringi suatu permainan tardisional tertentu. Tembang dolanan ada yang dilantunkan sewaktu mengasuh adik (menidurkan adik, menemani adik bermain, memandikan adik, atau menyemangati pada waktu adik sakit), kemudian juga dilantunkan ketika terjadi gejala alam seperti pelangi, bulan purnama, dan pada waktu dengan kondisi tertentu layaknya ketika ada yang buang angin (kentut), ada anak yang bermain curang, ada anak yang menangis, atau pada waktu mencari barang hilang.
Oleh karena wujud tembang dolanan yang mengajarkan banyak hal kepada anak-anak tersebut, Dr. Daru Winarti berharap bahwa tembang dolanan dapat terus dilestarikan.
Tembang Dolanan sebagai simbol budaya
Guru besar antropologi UGM, Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, mengatakan kajian kepada tembang dolanan atau lagu anak-anak tersebut sangat menarik untuk dilakukan. Prof. Heddy menuturkan bahwa lagu anak-anak tersebut dapat menjadi data yang menarik untuk menggambarkan corak budaya dari masyarakat tersebut. Prof. Heddy pun mendorong penelitian-penelitian yang mengungkap lagu anak-anak di daerah lain.
“Saya kira ini menarik untuk diteliti karena dari situ kita bisa melihat corak budaya tertentu dari masyarakat tersebut… ini saya kira kalau kita melakukan studi komparatif terkait hal ini akan banyak sekali yang kita dapatkan… ini kalau bisa digali akan bagus untuk bisa membuat gambar yang lebih jelas tentang pola kehidupan anak dan bagaimana mereka melalui (proses) sosialisasi,” tutur Prof. Heddy dalam seminar yang sama.
Untuk mengetahui kajian terkait tembang dolanan lebih jauh, Anda dapat mengikuti seminar dengan mengunjungi tautan disini.
Penulis: Aji