Era digital ini juga memengaruhi industri peternakan serta menuntut pelaku usaha untuk dapat meraih berbagai peluang yang ada. Masih sering terdengar stigma yang salah bahwa penggunaan teknologi akan menggantikan manusia. Pada dasarnya penggunaan teknologi digital bertujuan untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sehingga efisiensi tercapai dan bukan untuk menggantikan peranan manusia.
“Teknologi bukan menggantikan manusia, namun sebagai alat bantu,” ungkap Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM., Dosen Fakultas Peternakan UGM, dalam Bincang Desa #30 Desa Apps UGM pada Sabtu (9/10).
Ia menjelaskan gambaran umum penggunaan teknologi seperti halnya skill blantik. Di dalam pasar ternak skill blantik menjadi penentu harga tenak. Skill blantik ini umumnya sulit untuk diwariskan karena membutuhkan ketelitian dan praktik yang banyak.
Dalam praktiknya seorang blantik mencermati keadaan fisiologi sapi. Faktor yang dicermati yaitu berat sapi yang bisa diperkirakan menggunakan panjang dan tinggi sapi, umur sapi yang dapat dilihat dari susunan gigi dan tanduk. Dengan adanya teknologi skill blantik ini akan dapat digunakan oleh banyak orang secara umum.
“Bagaimana kita melihat skill dari peternak petani kemudian kita dijembatani oleh teknologi,” papar Galuh.
Dalu Nuzlul Kirom, S.T., Founder dan CEO Ternaknesia, menjelaskan permasalahan industri peternakan bermula dari rendahnya produktivitas dan inovasi. Hal tersebut dikarenakan rata rata usia peternak adalah 45 tahun ke atas dan 63% memiliki keterbatasan dalam akses permodalan dan pasar.
Dalam pemaparannya, eksistensi startup ini ditentukan oleh seberapa mampu startup atau teknologi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan seberapa mudah akses penggunaannya.
“Dalam lingkup startup yang penting bukanlah seberapa canggih teknologi tapi teknologi bisa menyelesaikan masalah dan gampang digunakan serta mampu mensubtitusi proses,” pungkas nya.
Penggunaan teknologi bukan hanya sebatas dalam proses bagian produksi peternakan, namun juga dalam rantai pasok dan pendistribusian hasil ternak. Harapan dengan penggunaan teknologi mampu mengefisienkan proses dalam industri peternakan dari proses produk, distribusi, bahkan hingga pemasaran. Harapannya, penggunaan teknologi ini dapat menciptakan kedaulatan pangan.
Selengkapnya disini.
Penulis: Khansa