Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sepakat menjalin kerja sama dalam bidang Pendidikan, Pengajaran, Penelitian Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Penandatanganan kerja sama dilakukan Bupati, H. Askolani, S.H., M.H dan Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M, di Balairung UGM, Kamis sore (28/10).
“Dengan MoU kami berharap bukan hanya seremonial saja, tapi bisa ditindaklanjuti secara teknis dengan dinas-dinas terkait dan fakultas-fakultas yang ada di UGM ini. Kami sangat berharap itu, sebab berdasar pengalaman ada beberapa kali MoU kami lakukan tapi hanya sebatas MoU saja. Karenanya kami benar ingin implementasikan dengan pembicaraan lebih lanjut untuk tahun 2022 atau 2023 nanti ada anak-anak kami dari Banyuasin yang akan kami biayai untuk kuliah di UGM baik di bidang pertanian, kedokteran, dan bidang-bidang lainnya,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Banyuasin memang berkeinginan kerja sama dengan mengirim anak-anak dari Banyuasin untuk tugas belajar di UGM guna menambah ilmu. Mereka nantinya diharapkan kembali ke Banyuasin untuk bisa berperan dalam pengembangan, pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di semua sektor.
Bupati menyampaikan bidang utama yang sangat diperlukan saat ini adalah bidang kedokteran karena Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki program Dokter Masuk Desa (DMD). Program ini dicanangkan dalam rangka memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat Banyausin.
“Kita memiliki geografis yang sangat luas, lokasi sangat luas dan tempatnya berpulau-pulau, jadi kalau kita hanya membangun rumah sakit suatu kecamatan maka ada beberapa kecamatan lain yang tidak terjangkau karena tempat yang berjauhan. Karenanya kita punya program dokter masuk desa dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masayarakat yang bertempat tinggal sangat jauh dari jangkauan dari kota/ kabupaten,” ucapnya.
Bupati menyebut Kabupaten Banyuasin adalah penghasil gabah (beras) atau pangan terbesar nomor 4, dan bidang ini diharapkan bisa dikembangkan lagi secara maksimal dengan membangun berbagai infrastruktur pendukung, semisal pembangunan pengairan. Menurutnya, Kabupaten Banyuasin memiliki peluang yang sangat besar sebagai penghasil pangan, terutama padi dan jagung.
Bahkan bisa sebagai penghasil terbesar di Indonesia karena memiliki lahan yang sangat luas sekali. Sayang kondisi tersebut tidak didukung dengan teknologi sehingga hasil produksinya masih belum maksimal.
“Untuk itu guna meningkatkan produksinya tentu kami ingin kerja sama dengan UGM untuk peningkatan hasil produksinya. Petani kita masih petani tradisional sehingga dengan pengembangan keilmuan UGM yang luar biasa menurut pandangan kami bisa untuk membantu Kabupaten Banyuasin untuk meningkatkan produksi pertanian,” paparnya.
Ia menjelaskan wilayah Kabupaten Banyuasin adalah wilayah terluas kedua di Sumatera Selatan. Selain itu, Kabupaten Banyuasin juga memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Propinsi Sumatera Selatan setelah Palembang.
Banyak potensi-potensi lainnya yang dimiliki, antara perkebunan karet, sawit, Migas, batubara dan lain-lain. Potensi-potensi tersebut sangat luar biasa, sayang pemanfaatannya masih kurang maksimal termasuk perikanan, peternakan dan lain-lain.
“Dengan itu tentu kita banyak berharap sekali dengan UGM bisa membantu dalam kerjasama di semua bidang termasuk hal-hal yang kami sampaikan tadi agar mendukung visi misi Kabupaten Banyusin Bangkit dan Sejahtera yang didalamnya ada 7 ptogram pokok andalan dan perlu diketahui 42 persen penduduk Banyuasin berasal dari Jawa,” tuturnya.
Paripurna menyatakan dengan wilayah dan potensi yang besar yang dimiliki Kabupaten Banyuasin maka perlu dicari satu atau dua program yang bisa segera direalisasikan. Program-program yang bisa dilakukan bersama, bisa dilakukan dalam waktu relatif cepat, terukur dan dampaknya bisa dirasakan oleh banyak pihak.
“Apa yang bisa kita harapkan dari kerja sama ini, satu tentu penciptaan lapangan kerja, membantu masyarakat Banyuasin untuk meningkatkan kesejahteraannya mulai dari kesehatan, peningkatan hasil-hasil pertanian, pengolahannya dan juga pembangunan sarana-sarana umum yang bisa kita lakukan dengan melalui KKN dan lain-lain,” katanya.
Kemudian terkait MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), UGM memerlukan kerja sama dengan pemerintah daerah. Selain itu, dengan kerja sama industri, kampus lain, media dan LSM agar supaya dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat melalui cara-cara antara lain magang.
“Intinya kita terbuka nanti kita seleksi mana yang paling diperlukan dan menghasilkan impak yang paling besar. Kita bahagia ada 42 persen warga Banyuasin dari Jawa. Seperti juga UGM yang kampus nasional sehingga dari berbagai suku bangsa berada disini, dan dengan keragaman menjadi kekuatan yang dimiliki UGM,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto