Seiring dengan kemajuan teknologi ternyata membuat ancaman baru yang berbeda dengan ancaman konvensional (ancaman hibrida). Ancaman hibrida lahir dalam era globalisasi ini sebagai bentuk kombinasi ancaman fisik dan non-fisik, bahkan ancaman ini pun telah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan.
“Teknologi bak pisau bermata dua, di satu sisi dapat membantu dalam kemajuan bangsa, namun di sisi lainnya menimbulkan sebuah ancaman baru,” ungkap Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan, S.T., M.T., selaku Asisten Operasi Sat Siber TNI pada Webinar “Bangkitkan Literasi Digital Generasi Muda Untuk Indonesia Emas 2045” yang dilaksanakan oleh Program studi S3 Ilmu Ketahanan Nasional UGM belum lama ini.
Ia juga menyebutkan bahwa pemuda yang erat kaitannya dalam penggunaan teknologi harus lebih memperhatikan keamanannya karena hakikat pertahanan Indonesia merupakan pertahanan semesta yang melibatkan segala komponen dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Dalam paparannya, Dr. H. Emil E. Dardak, B.Bus., M.Sc., Wakil Gubernur Jawa Timur, menjelaskan peranan penting transformasi media sosial yang sangat berpengaruh pada pelayanan publik saat ini.
Dengan begitu, untuk meningkatkan pelayanan publik diperlukan adaptasi dengan perubahan yang ada (agile), memaksimalkan penggunaan teknologi pendukung, adanya kolaborasi pemanfaatan, dan literasi data antar instansi/unit kerja serta memiliki komunikasi, sosialisasi dan visualisasi pelayanan secara digital.
“Pelayanan kepada masyarakat pun kini berbenah dan menyesuaikan diri agar lebih dekat dengan rakyat” ungkapnya.
Citra Fatihah, S.H., Diplomat Ditjen Perjanjian Hukum Internasional Kementerian Luar Negeri, menuturkan untuk dapat menciptakan Indonesia Emas 2045 diperlukan faktor internal maupun eksternal.
Citra dalam kesempatan itu terus memotivasi pemuda untuk menggali kemampuan softskill maupun hardskill yang dimiliki sehingga kedepannya mereka dapat memberikan sumbangsih nyata baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan isu nasional maupun global.
Melalui Webinar yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Ketahanan Nasional UGM ini diharapkan para generasi muda di segala bidang keahlian dan profesi masing-masing, mampu memanfaatkan teknologi secara positif di tengah hempasan globalisasi yang tidak mengenal arah dan ambil bagian kekuatan ketahanan Nasional demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Indonesia emas tinggal 24 tahun lagi, dan pemuda merupakan pemegang estafet kepemimpinan di masa depan sehingga dibutuhkan peran pemuda yang memiliki komitmen tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk membangun Indonesia yang lebih jaya,” ungkap Ketua Program Studi S2 dan S3 Ketahanan Nasional UGM, Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si.
Penulis: Khansa