Universitas Gadjah Mada (UGM) semakin mantap mewujudkan impian sebagai green campus. Hal ini dibuktikan dengan komitmen pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di sejumlah gedung di area kampus bekerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia sebagai subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE).
Kick-off pemasangan PLTS dilaksanakan oleh kedua pihak pada hari Jumat (19/11). Pemasangan ini tentunya bukan pertama kalinya UGM menggunakan PLTS sebagai sumber energi listrik karena tahap pertama sejumlah PLTS telah dipasang di Gedung Fakultas Ilmu Budaya, Gedung Learning Center Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Gedung Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Pascasarjana, dan Gedung Asrama Ratnaningsih.
“Kali ini UGM memasang PLTS di 5 gedung perkuliahan, yaitu Gedung Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Geografi, dengan total kapasitas dari PLTS tersebut mencapai 326,3 KWp,” ujar Direktur Aset UGM, Dr. Ing. Ir. Djoko Sulistyo.
Djoko menjelaskan jenis PLTS yang digunakan adalah PLTS atap dengan sistem on grid. Sementara kerja sama antara UGM dengan Pertamina NRE kali ini meliputi penyediaan, pengoperasian, serta pemeliharaan PLTS di lingkungan UGM.
“UGM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu proses dari perencanaan dan persiapan instalasi PLTS,” ucapnya.
PLTS diharapkan dapat mendukung penguatan dan pemanfaatan energi terbarukan UGM. Selain itu, PLTS bisa menjadi sarana kegiatan pendidikan dan penelitian oleh dosen dan mahasiswa di bidang energi.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi listrik di area kampus sejalan dengan Gerakan Kampus Energi Terbarukan. Perguruan tinggi sebagai pusat intelektual sarat dengan ide dan inovasi.
“Inovasi-inovasi tersebut harus sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs), salah satunya dengan menahan laju dampak perubahan iklim dengan pemanfaatan energi bersih,” ungkapnya.
Pemasangan PLTS di lingkungan kampus ini, menurut Djoko, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai 23 persen energi terbarukan dalam Bauran Energi Nasional serta penurunan emisi karbon sebesar 29 persen pada tahun 2030. Dalam program ini, disebutnya, UGM cukup selektif memilih mitra strategis, yaitu mereka yang memiliki semangat yang sama mewujudkan transisi energi, dan salah satunya adalah Pertamina NRE.
“Untuk mencapai target bauran energi nasional tersebut, penggunaan PLTS menjadi salah satu yang gencar digalakkan karena investasi yang relatif murah dibandingkan energi terbarukan lainnya dan waktu pemasangan relatif cepat. Dengan semakin tingginya tingkat penggunaan PLTS, investasinya semakin terjangkau sehingga tarifnya semakin kompetitif dibandingkan sumber listrik berbasis energi fosil,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho