Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan KKN Kolaborasi di Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. KKN Kolaborasi bersama UIN Raden Fatah ini diadakan pertama kali secara luring sejak pandemi Covid-19 melanda di tahun 2020 dan 2021.
“UGM bersyukur bisa mengirimkan mahasiswa secara luring pada KKN saat ini terutama di daerah yang jauh dari pusat keramaian,“tutur Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., di lokasi KKN, Minggu (23/1).
Kunjungan Rektor UGM ke lokasi KKN Kolaborasi ini juga dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo, Bupati Banyuasin, Rektor UIN Raden Fatah dan pimpinan UGM lainnya.
Panut berharap dengan diadakannya KKN Kolaborasi ini para mahasiswa UGM bisa bekerja sama dengan mahasiswa dari peguruan tinggi lain dan melaksanakan program kerja lebih maksimal.
”Masing-masing punya keunggulan dan perguruan tinggi mitra tentu lebih paham dengan persoalan setempat,”urainya.
Menurut Panut selama melaksanakan KKN Kolaborasi dari 18 Desember 2021 hingga 5 Februari mendatang para mahasiswa tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sementara itu, Ganjar Pranowo berharap KKN Kolaborasi ini bisa terus dilakukan oleh UGM dan jangan berhenti setelah penarikan mahasiswa dari lokasi.
“Harus berkelanjutan dan jangan berhenti disini. Jangan lupa untuk tetap melibatkan masyarakat,“pesan Ganjar.
Angkat Pengembangan Desa Wisata
KKN Kolaborasi diikuti oleh 16 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada dan 18 mahasiswa dari UIN Raden Fatah. Kepala sub Direktorat KKN UGM, Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S menjelaskan Desa Sungsang sebagai desa nelayan memiliki potensi daya tarik wisata di bidang kuliner dan budaya. Namun, kondisi sarana prasarana, dan kondisi lingkungan yang ada saat ini belum dapat secara maksimal menopang Desa Sungsang menjadi desa wisata.
“Selain prasarana persoalan sampah masih menjadi persoalan utama sehingga sebagian besar program KKN Kolaborasi ini terkait dengan pengelolaan sampah dan lingkungan,”kata Ambar.
Beberapa program kerja yang diunggulkan di sini antara lain pembuatan web GIS desa wisata Sungsang, pemetaan jalur prioritas desa wisata dan pembuatan prototipe alat pembakaran tanpa asap. Sedangkan beberapa program kerja yang telah berjalan selama 1 bulan yaitu pembuatan Bilik Cantik atau gardu, workshop IT dan pelatihan Ecobrick.
“Penerjunan tim KKN di Desa Sungsang diwacanakan untuk dilaksanakan selama 3 tahun berturut-turut. Harapannya bisa memberi stimulus pengembangan SDM untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi dan pariwisata di Desa Sungsang yang berkelanjutan,“kata Ambar.
Penulis: Satria
Foto: Firsto