Sebanyak 35 dosen UGM mengikuti kegiatan workshop peningkatan kapasitas calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM. Peserta yang mayoritas dosen muda ini mengikuti “sekolah” DPL selama tiga hari. Dua hari pertama mendapat pendalaman materi di kelas dan hari ketiga melaksankan kegiatan kunjungan lapangan dengan meninjau lokasi kegiatan KKN PPM di Desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo Yogyakarta, Rabu (2/2).
Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata, Direktorat Pengabdian kepada Masyrakat (DPkM) UGM, Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S., mengatakan kegiatan pembekalan bagi calon DPL KKN PPM diharapakan meningkatkan kemampuan dosen UGM dalam mendampingi program KKN. “Kita ingin saat menerjunkan mahasiswa KKN didampingi DPL yang kompetenen yang artinya punya kemampuan dalam mengawal KKN, dari pra, pelaksanaan hingga pasca kegiatan KKN,”katanya.
Menurt Ambar, DPL KKN setidaknya harus memiliki kemampuan dari penulisan proposal, merancang program hingga mengawal program menjadi terlaksana. “Tujuannnya kegiatan KKN bisa dilaksanakan di lapangan dan masyarakat memperoleh manfaatnya,” jelasnya.
Kegiatan pengembangan calon DPL ini menurut Ambar sudah dimulai sejak 2019 lalu. Meski tahun 2020 lalu terkendali pandemi dan dilaksanakan secara daring, namun antusias jumlah peminat calon DPL cukup tinggi. “Peminatnya sampai 200-an dosen, yang diterima itu hanya puluhan. Hal ini menunjukkan para dosen muda kita punya semangat tinggi untuk mengabdi di masyarakat,” paparnya.
Kepala Desa Jatisarono, Arif Budi Santoso, Amd., mengapresiasi jika Desa Jatisarono menjadi lokasi penempatan mahasiswa KKN dan kalli ini menjadi rujukan bagi UGM dalam kegiatan kunjungan lapangan bagi caloan DPL KKN. “Kami selaku siap menerima kegiatan KKN dari UGM karena sudah ikut membantu memajukan masyrakat kami,” katanya.
Menurutnya kegiatan KKN tahun lebih diarahkan dalam pengmbangan masterplan desa wisata dan pengembangan agrowisata. Selain itu pihaknya juga mendorong Desa Jatisarono sebagai desa rintisan budaya di Kulonprogo dengan adanya kesenian jatilan, gamelan dan gejok lesung. ”Semuanya kita lestarikan dan nantinya diarahkan sebagai desa mandiri budaya,” katanya
Sementara Kordinator Wilayah KKN PPM UGM, Dr. Slamet Widianto, menuturkan melalui kunjungan lapangan di Desa Jatisarono dan Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo, diharapkan nantinya para peserta bisa mendapat wawasan baru soal kegiatan KKN dengan berinteraksi dengan mahasiswa dan perangkat desa setempat. Sebab, menurutnya tidak semua perencanaan program bisa terealisasi sepenuhnya di lapangan. “Dari sini kita bisa mengevaluasi dari sisi implementasi di lapangan seperti apa. Apalagi KKN dilaknsanakan secara berkelanjutan dari 3-5 tahun di lokasi yang sama,”ujarnya.
Penulis : Gusti Grehenson