Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Prof. Dr. Chairil Anwar, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia, Selasa (15/3). Ia kini menjadi satu dari 27 Guru Besar aktif di FMIPA UGM dan satu dari 353 Guru Besar aktif di UGM.
Pengukuhan jabatan guru besar dilaksanakan di Balai Senat UGM, di mana Chairil menyampaikan pidato berjudul “Kemajuan dan Tantangan Kimia sebagai Sentral Sains”.
“Terlepas dari pencapaian sains yang fenomenal, sains saat ini menghadapi banyak tantangan yang mengancam keberlanjutan masa depannya. Ketika penemuan ilmiah terus hadir dan menyatu dalam masyarakat, akan semakin banyak tantangan yang menghadang,” paparnya.
Ia menambahkan, evolusi pengetahuan manusia secara inheren sangat bergantung pada kemampuan untuk mengadopsi cara memecahkan masalah secara kreatif. Kimia sebagai salah satu ilmu kealaman yang sudah tua dan matang sering kali dianggap sudah mencapai titik puncak.
“Sesuai dengan hukum alam apapun yang sudah mencapai puncak suatu saat akan mengalami penurunan. Namun dalam kenyataannya kimia terus mengalami revitalisasi terutama karena berinteraksi dengan ilmu lain, baik di internal ilmu kimia sendiri maupun eksternal sehingga melahirkan ilmu baru,” ungkap Chairil.
Pertautan yang intensif antara kimia dengan bidang ilmu lain itulah yang kemudian melahirkan istilah populer kimia sebagai jantung dari sains. Menurut Chairil, kimia menembus banyak sisi kehidupan, dan apapun yang manusia alami yang benar-benar menmpengaruhi keberadaannya sebenarnya bergantung pada kimia.
Kimia telah muncul sebagai salah satu disiplin ilmu terbesar, sementara pada saat yang sama menjadi salah satu teknologi paling kuat di dunia.
“Secara khusus kekuatan kimia terletak pada kemampuannya untuk memperoleh pengetahuan tentang alam dan kemudian mengubahnya, bersama masyarakat di mana kimia berada bersama,” terangnya.
Dalam pidatonya, Chairil memaparkan posisi kimia sebagai sentral sains, perkembangan dan capaiannya secara makro, pengaruh kebijakan lintas negara dan suatu negara, serta penerapan penelitian yang saat ini ia kembangkan.
Ia menyebutkan beberapa saran penting terkait hal-hal yang sebaiknya menjadi fokus perhatian ahli kimia dan sains pada umumnya.
Salah satunya untuk mempelajari cara menyintesis dan membuat zat baru apa pun yang dapat merangsang minat ilmiah atau praktis, menggunakan skema yang kompak dan proses sintesis dengan selektivitas tinggi untuk produk yang diinginkan dan dengan konsumsi energi yang rendah dan ramah lingkungan dalam prosesnya.
“Tujuan ini akan membutuhkan kemajuan berkelanjutan dalam pengembangan metode baru untuk sintesis dan manufaktur. Kesejahteraan manusia akan terus mendapat manfaat dari yang baru,” ucapnya.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto