Dalam rangka memperingati Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang ke-76, FIB UGM menerbitkan buku antologi puisi berjudul ‘Seragam Beragam’ karya para dosen. Ketua Panitia Dies Natalis FIB ke-76, Dr. Novi Siti Kussuji, M. Hum menuturkan, terdapat 101 karya puisi ciptaan 52 dosen FIB UGM dalam buku antalogi puisi tersebut.
“Antologi puisi ini menyuguhkan sajak-sajak dengan berbagai gaya, bervariasi, dan bahasa yang dipergunakan pun beragam. Antologi puisi ini mengemukakan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan tema dies-natalis yang ke 76 FIB UGM, yakni bersatu dalam keberagaman bahasa, sastra, dan budaya, untuk Indonesia tangguh dan maju,” tutur Dr. Novi dalam launching buku antologi puisi Seragam Beragam’ pada Senin, (21/3).
Dr. Novi menjelaskan puisi-puisi ini mengekspresikan berbagai hal terkait dengan pengalaman-pengalaman para dosen selama berkiprah di FIB UGM. Kemudian ada juga yang menyampaikan tentang kenangan mengenai para tokoh di FIB UGM dan lain sebagainya.
Seperti diketahui, bahasa yang digunakan antara lain adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Arab, Bahasa Korea, Bahasa Jepang, Bahasa Belanda, dan lain sebainya.
Dekan FIB UGM, Dr. Setiadi, M.Si., menuturkan bahwa para dosen memiliki posisi strategis dalam mengimplementasikan tridarma perguruan tinggi. Sehingga, penerbitan antologi puisi ini turut menjadi ekspresi mereka dalam memposisikan diri dalam kancah perkembangan keilmuan FIB: masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
“Pengalaman batin yang tertuang dalam puisi ini kadang begitu menghentak, membuat dahi mengernyit dan membangunkan kesadaran diri tentang siapa kita, dimana posisi kita, dan kemana kita akan melangkah di dalam mengabdi di FIB dan di UGM pada khususnya,” tutur Dr. Setiadi.
“Saya berharap akan dimunculkan lagi karya-karya lain yang akan menggugah kesadaran kita dalam mengarungi profesi sebagai pendidik bangsa. Keberagaman atas latar belakang keilmuan di fakultas (FIB) ini adalah sebuah kekuatan yang sudah ditunjukkan dalam bagaimana mengekspresikan puisi dalam beragam diksi-diksi bahasa nan tentunya akan sangat menyentuh bagi kita semua yang mecermatinya,” pungkas Dr. Setiadi.
Penulis: Aji