Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Belu sepakat menjalin kerja sama terkait Tridarma perguruan tinggi. Kerja sama dalam bidang kolaborasi riset, pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan peningkatan layanan publik ditandatangani Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN.Eng dan Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH., FINASIM, di ruang Multimedia UGM, Rabu (14/4).
Bersama Wakil Bupati Belu, Drs. Aloysius Heleserens, M.M, bupati Belu menegaskan bahwa dalam membangun Kabupaten Belu dalam misinya memang berkeinginan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pembangunan pendidikan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Belu melakukan berbagai upaya salah satunya adalah kerja sama dengan Perguruan Tinggi tingkat Nasional.
Maksud nota kesepakatan bersama ini sebagai pedoman bagi keduanya dalam mensinergikan program dan kegiatan bersama guna memperoleh hasil yang optimal dalam pengembangan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu nota kesepakatan bersama ini bertujuan untuk mengadakan kerja sama awal di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh UGM dan Pemerintah Kabupaten Belu.
Rektor dalam kesempatan ini berharap dari kerja sama ini segera ditindakalanjuti dengan berbagai kerja sama riil untuk membantu mengatasi berbagai persoalan yang ada. Menurutnya, banyak hal bisa dilakukan terkait dengan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Belu.
“Tentunya banyak hal bisa kita lakukan untuk peningkatan kemampuan SDM disana. Misalnya dalam pola kerja sama pendidikan, UGM memiliki program penelusuran bibit unggul kerja sama yaitu jalur masuk ke UGM yang pendanaannya atau uang kuliahnya dibiayai oleh Pemerintah Daerah dan itu terbuka untuk semua bidang atau program studi,” ucapnya.
Terkait program ini, Rektor meminta agar Bupati Belu bisa memilih anak-anak terbaik di Belu dalam melanjutkan pendidikan di UGM. Dengan program seleksi yang dilakukan pemerintah kabupaten dipilih anak-anak terbaik untuk bisa studi di UGM.
“Jadi pak Bupati bisa memilih anak-anak terbaik dari sana untuk studi lanjut di UGM dengan pola kemitraan,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Belu, Agustinus Taolin, mengakui banyak masalah dihadapi Kabupaten Belu yang secara geografis jauh dari pusat dan berbatasan dengan negara Timor Leste. Sebagai beranda terdepan dari NKRI, diakui Kabupaten Belu menyimpan berbagai masalah yang begitu kompleks.
Bahkan sebelum menjabat bupati dan berkesempatan melakukan survei, berbagai permasalahan ditemui di masyarakat diantaranya sdm yang rendah, angka kesakitan, kematian ibu bersalin, dan ibu melahirkan. Permasalahan lainnya angka stunting sempat diatas 30 persen dan kini di angka 17 persen, permasalahan kemiskinan, dan angka drop out sekolah rata-rata hanya sampai klas 8.
“Belum lagi soal di bidang pertanian, produktivitas dan alat pertanian kurang, kekurangan ahli di bidang peternakan dan dokter hewan yang berakibat sapi unggulan disini tidak berkembang karena penyakit dan lain-lain. Melihat kondisi tersebut kita harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan. Melakukan strategi kerja sama pentahelix dalam upaya pendekatan untuk membangun wilayah dan salah satu yang terpikir kemudian adalah almamater Universitasa Gadjah Mada,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto