Prodi Spesialis Kedokteran Gigi Anak-Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UGM bekerja sama dengan SMF Gigi dan Mulut serta SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta telah menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat berjudul “Dental Health Literacy for Kids 2022”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien anak dan pendamping mengenai pentingnya oral health, meningkatkan kebiasaaan oral hygiene (self-care), menjaga kesehatan rongga mulut untuk asupan nutrisi pada saat menjalani perawatan medis, serta turut meningkatkan quality of life pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sardjito.
RSUP Dr Sardjito terpilih menjadi lokasi pengabdian karena merupakan Rumah Sakit Rujukan Utama di Jawa Tengah dan DIY. Pasien yang datang berasal dari berbagai kalangan sosial ekonomi. Sebagai RS Tipe A, RSUP Dr Sardjito telah banyak menangani pasien rawat inap dan rawat jalan dengan kasus yang membutuhkan penanganan ekstra, termasuk medically compromised children. Sejumlah ±100 pasien dan keluarga terlibat dalam kegiatan ini, baik rawat inap yang dirawat di bangsal Kartika 1 dan 2 (Estella 1 dan 2), pasien rawat jalan di One Day Care divisi Hematoonkologi Anak, serta keluarga pasien di poli IKA tersebut.
Menurut Dr.drg.Indra Bramanti, M.Sc, Sp.KGA,K-PKOA selaku Kaprodi Spesialis Kedokteran Gigi Anak FKG UGM yang sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan pengabdian tersebut urgensi dilakukannya kegiatan ini adalah adanya keterkaitan yang erat antara penyakit sistemik dengan kesehatan rongga mulut. Kondisi tersebut bersifat timbal balik dan saling memengaruhi satu sama lain. Studi menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kesehatan mulut dan berbagai penyakit infeksi (Winning, et al., 2021).
“Rongga mulut merupakan pintu utama untuk masuknya nutrisi pasien agar tercukupi. Kesehatan rongga mulut yang terganggu dapat memperparah kondisi sistemik karena rongga mulut bisa menjadi port de entrée bakteri sehingga terjadi ketidakseimbangan flora normal dan menjadi fokal infeksi,”ujar Indra Bramanti, Kamis (23/6).
Oleh karena itu, penting dilakukan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesadaran kesehatan rongga mulut, termasuk pada anak dengan medically compromised disease.
Pengabdian Masyarakat yang dilakukan mencakup aktivitas Dental Health Education (DHE) menggunakan alat peraga berupa flipchart dan dental phantom doll. Tim educator kegiatan ini adalah mahasiswa spesialis Kedokteran Gigi Anak (KGA) angkatan 2018-2021 dengan person in charge drg. Choirunisa Nur Humairo dibersamai Konsultan Edukatornya dari dosen-dosen Prodi Spesialis KGA (Prof.Dr.drg.Al Supartinah, S.U. Sp.KGA, K-PKOA; Prof.Dr.drg Iwa Sutardjo, RS., S.U., Sp.KGA, K-KKA; Dr.drg.Indah Titien S., S.U.,Sp.KGA, K-AIBK; Dr.drg.Rinaldi BU., M.S., Sp.KGA, K-PKOA; drg.Sri Kuswandari, M.S., PhD., Sp.KGA, K-KKA dan drg.Putri Kusuma W., M.Kes., Sp.KGA-PKOA serta Dr.drg.Indra Bramanti, M.Sc, Sp.KGA,K-PKOA).
Setelah dilakukan DHE, pada kegiatan ini juga terdapat sesi “pembagian bingkisan berupa sikat gigi berbulu halus dan buku cerita“ mengenai kesehatan gigi. Selain itu, dilakukan juga pembagian doorprize berupa buku kesehatan gigi dan oral hygiene kit saat sosialisasi/dialog interaktif antara tenaga kesehatan dengan keluarga pasien. Buku yang diberikan menjadi harapan bagi seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar ilmunya bisa terus mengalir bagi semua yang membacanya.
Kegiatan ini terselenggara berkat bantuan dari Indonesian Youth Exchange and Study Alumni Association dan Bureau of Educational and Cultural Affairs of US Department of State, dengan drg. Choirunisa Nur Humairo sebagai pengusulnya selaku Alumni Program Pertukaran Pelajar. Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan stase oleh residen spesialis gigi anak UGM bekerja sama dengan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Lebih jauh lagi, adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari upaya merawat kesehatan secara menyeluruh (total care dan holistik) pada pasien dengan medically compromised sehingga kelak tertanam habit yang baik/selfcare. Aktivitas self-care menjadi penting dan diharapkan mampu memberikan sense of independency atas tubuh mereka seiring dengan usaha untuk menjalani perawatan sesuai kondisi sistemik masing-masing anak. Hal tersebut diharapkan bisa tercapai dengan proper dental health education yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perawatan kesehatan anak secara umum.
Penulis: Satria
Foto: Panitia