Kekhawatiran publik tentang Covid-19 dan penerapan physical distancing telah menciptakan lingkungan yang sangat membatasi ruang gerak para pelaku UMKM. Dalam menjalankan bisnisnya, UMKM kemudian harus berjuang keras dalam mempertahankan usahanya selama pandemi Covid-19.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan UMKM adalah dengan go digital. Hanya saja dalam transformasi digital ini perlu dibarengi dengan keterlibatan teknologi dan platform digital.
Merespons kondisi tersebut Center for Digital Society (CfDS) bekerja sama dengan Meta, Kominfo, dan APJII menggelar acara bertajuk Meta Bacarita Produk Lokal: UMKM Berdaya untuk Indonesia. Agenda Digital Economy Working Group (DEWG) yang diselenggarakan CfDS Fisipol UGM ini merupakan salah satu rangkaian perhelatan G20.
Kegiatan ini membahas akselerasi ekonomi digital melalui UMKM yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Mereka adalah perwakilan UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Kelompok Usaha Unitas Labuan Bajo (Akunitas), Mahasiswa Poltek eLBajo, komunitas-komunitas lokal, perwakilan pemerintah daerah, dan masyarakat umum.
Digital Economy Working Group ini dibuka oleh Dedy Permadi selaku Co-Chair Digital Economy Working Group G20. Dedy mengatakan peningkatan ekonomi melalui UMKM dapat dilaksanakan apabila seluruh pemangku kepentingan bisa bekerja sama.
“Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan edukasi untuk pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan ruang digital secara positif, produktif, dan kreatif,” ujarnya, Kamis (21/7).
Semuel Abrijani Pangerapan, B.sc., MM., Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemkominfo RI, menyampaikan selain peningkatan literasi digital upaya lain yang dilakukan oleh Kominfo dalam mendukung transformasi digital adalah memberikan wadah untuk pengembangan bisnis UMKM. Menurutnya, Kominfo memiliki program UMKM Go Online yang bisa diikuti pelaku UMKM.
“Melalui program ini UMKM dapat memperoleh ilmu dan memahami proses berjualan secara daring (online) hingga mampu mandiri dan memperluas jaringan pemasaran produk masing-masing,” Ujar Semuel.
Selaras dengan hal tersebut, Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menambahkan bahwa APJII juga dengan aktif memberikan akses di daerah tanpa jaringan internet melalui program Desa Internet Mandiri. Program ini menyasar desa-desa di luar daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Menurutnya, kesadaran UMKM untuk memanfaatkan platform digital saat ini masih sangat rendah. Tidak sedikit dari pelaku UMKM masih menggunakan cara-cara konvensional dalam menjajakan produknya.
“Karenanya, kami selalu berupaya untuk memberikan sosialisasi kepada UMKM terkait keunggulan menggunakan platform digital dalam memasarkan produk,” papar Arif.
Sementara itu, Direktur Kebijakan Publik Asia Tenggara, Meta, Rahimah Abdulrahim, menjelaskan Meta akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital guna membantu pelaku UMKM agar dapat tumbuh dan maju. Meta berkomitmen mendukung pertemuan G20 dan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan visi untuk membangun teknologi masa depan melalui beragam program strategis, investasi, dan teknologi.
“Termasuk berbagai program untuk pelaku UMKM agar mereka dapat terus mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi digital. Kesuksesan pemanfaatan teknologi digital ini tentunya dalam rangka mendorong ekonomi lokal yang berkelanjutan,” ujar Rahimah.
Penulis : Agung Nugroho