Oleh Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt.
Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memiliki semboyan “Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi” berusaha menghadirkan solusi atas persoalan di masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM juga berupaya untuk meningkatkan kontribusi intelektual kepada masyarakat yang terbagi menjadi thought leadership dan societal impact. Aspek thought leadership tercapai melalui proses penelitian, sedangkan societal impact tercapai melalui irisan antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen FEB UGM tidak hanya berfokus pada kegiatan mengajar dan aktif meneliti menulis untuk publikasi di jurnal bereputasi saja, tetapi juga berkontribusi dengan memanfaatkan hasil pemikiran dan penelitiannya untuk diaplikasikan kepada masyarakat. Salah satu kontribusi yang berdampak langsung terhadap masyarakat antara lain dilakukan oleh Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc., Ph.D., yang juga Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM yang menginisiasi gerakan kemanusiaan di Daerah Istimewa Yogyakarta bernama SONJO (Sambatan Jogja).
SONJO hadir pada tanggal 24 Maret tahun 2020 sebagai gerakan kemanusiaan yang dibentuk dengan misi untuk membantu masyarakat yang rentan dan berisiko terhadap dampak penyebaran Covid-19 khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam mengatasi pandemi, SONJO memiliki motto “Cukup 1M”, yaitu MAU, yang berarti mau mengatasi pandemi, mau berintegritas, mau berempati, dan mau bersinergi. SONJO berperan dalam memobilisasi sumber daya selama pandemi dengan memanfaatkan platform Whatsapp Group (WAG) sebagai forum. Berbekal prinsip integritas dan transparansi sebagai modal utama mendapatkan kepercayaan masyarakat, Sonjo berupaya menyelesaikan permasalahan melalui forum WAG tersebut dengan mempertemukan permintaan berbentuk keluhan dan persediaan berbentuk solusi antar anggotanya. Kini, SONJO memiliki 21 program yang terbagi ke dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
Di bidang ekonomi, SONJO membangun Database Pangan dan Etalase Pasar SONJO (EPS) untuk memfasilitasi UMK dalam memasarkan produk-produknya. EPS diikuti oleh sekitar 400 UMK dan aplikasi EPS dapat diinstal di HP gratis. Pelatihan-pelatihan di bidang ekonomi untuk UMK dilakukan melalui webinar di program SONJO Migunani, dan seluruh rekaman webinar diupload di situs SONJO.id. Di bidang kesehatan, SONJO menyelenggarakan 8 kali pelatihan cara membangun shelter COVID-19 yang tidak bergejala. Shelter-shelter di Jakarta, Bogor, Bandung, Kudus, Madura terbantu dengan pelatihan tersebut. Jenis shelter tidak saja di tingkat desa, namun juga berkembang menjadi shelter pesantren, shelter universitas, dan shelter perusahaan. Melalui WAG SONJO Rewangan diciptakan sistem rujukan pasien antar rumah sakit di Yogyakarta. Sinergi SONJO bersama FK-KMK UGM, Loro Blonyo dan SangGup Vaksinasi Magelang telah melakukan vaksinasi sebanyak 429.704 dosis. Tercatat 217.691 dosis vaksin telah diberikan melalui program Vaksinasi Jimpitan yang terapkan di DIY dan Kabupaten Magelang dengan total dana sebesar Rp1,373 miliar. Vaksinasi Jimpitan yang diinisiasi SONJO diakui sebagai salah satu vaksinasi yang paling efisien di negeri ini dengan biaya rata-rata Rp 6,307 per dosis.
Dosen FEB UGM lain yang berkontribusi adalah Dr. Hargo Utomo, M.B.A. Selaku dosen FEB dan Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (DITPUI) telah menjadi salah satu pionir penggerak inovasi usaha UGM. Melalui DITPUI, serta bekerja sama dengan Innovative Academic (IA) dan UGM Science Techno Park (UGM STP), Hargo senantiasa membimbing dan memotivasi sivitas akademika UGM untuk mengembangkan kepemimpinan berbasis keahlian pada suatu bidang serta kemampuan mengeksekusi ide (thought leadership). Dalam penguatan dan pendobrakan inovasi usaha di UGM, Hargo menggarisbawahi tiga poin. Poin pertama adalah keharusan penerapan inklusivitas antar bidang keilmuan yang diterapkan dengan kerja sama penelitian dan inovasi antar fakultas. Hargo juga menggarisbawahi pentingnya penguatan sumber daya UGM serta penguatan spirit leadership. Direktur DITPUI tersebut juga menegaskan bahwa inovasi usaha mestinya bersifat “menapak bumi”, yaitu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia serta terhindar dari arogansi, layaknya motto IA yaitu “Inovasi Membumi untuk Negeri”.
Hargo memaparkan bahwa pada dasarnya, inovasi merupakan gabungan dari invensi dan komersialisasi. Untuk itu, FEB UGM memegang peran penting dalam menciptakan inovasi terobosan yang aplikatif serta memenuhi permintaan pasar atau membuat pasar baru. Ilmu dan seni manajemen menjadi perekat antar disiplin ilmu dalam inovasi usaha di UGM. Hargo juga melakukan pengawalan kelembagaan terhadap Inovasi di UGM. Pada hulu terdapat Fakultas-Fakultas, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Penelitian dan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, lalu diproses oleh DITPUI dan IA menuju hilir yaitu UGM STP. Dengan skema ini, telah dan akan terus terbit puluhan terobosan inovasi dalam tiap tahunnya, mulai dari gerakan makan sehat seharga Rp2.000 di Malioboro, alat skrining COVID-19 GeNose C19, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, untuk mendukung proses pembelajaran dan menerapkan misi pengabdian masyarakat, Sony Warsono, MAFIS., Ak., CA., Ph.D. yang merupakan Dosen FEB UGM Departemen Akuntansi menciptakan sebuah produk berupa software akuntansi, yakni Sidek. Sidek yang merupakan singkatan dari Sistem Debit Kredit dibentuk atas dasar keinginan memiliki software yang dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan. Aplikasi Sidek diciptakan oleh 4 orang penggagas, di antaranya Sony Warsono, MAFIS., Ak., CA., Ph.D. selaku Dosen FEB UGM, Nadya Windy Putrie dan Anggit Firmansyah selaku mahasiswa program magister akuntansi, serta Bagas Adi Makayasa selaku programmer.
Produk pertama Sidek sendiri ialah Sidek-desaku yang berperan untuk membantu masyarakat di pedesaan dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan desa. Adanya software Sidek-desaku diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah di desa. Sementara itu, di bidang Pendidikan, Sony juga membuat software untuk membantu pemahaman mahasiswa dalam bidang akuntansi, maka terbentuklah Sidek-edu. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat merasakan praktik akuntansi secara langsung layaknya di dunia kerja.
Seiring dengan berjalannya waktu, aplikasi Sidek juga selalu mengalami perbaikan untuk meningkatkan kualitasnya. Dalam penyebarluasannya, Sidek sangat didukung penuh oleh FEB UGM. Selain itu, terdapat pula peran dari laboratorium FEB UGM , Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, yang dipimpin oleh Wuri Handayani, S.E., Ak., M.Si., M.A., Ph.D selaku dosen dan sekertaris departemen akuntansi. Dalam wawancara yang dilakukan bersama Sony, Ia memaparkan harapan kedepannya pada Sidek. Sony menjelaskan dari perspektif teknologi informasi pada akuntansi, aplikasi Sidek diprediksikan mampu menghasilkan informasi realtime tanpa batasan periodisasi, menyajikan informasi keuangan dari banyak dimensi, seperti informasi lingkungan, informasi sosial, bahkan informasi terintegrasi antara keuangan dan non-keuangan yang akan dibutuhkan dalam era revolusi industri 4.0.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM terus mendukung agenda Dosen FEB UGM untuk mencapai societal impact dan mendorong Dosen FEB UGM untuk sinergi antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, FEB UGM meluncurkan program pengabdian kepada masyarakat bernama Klinik Ekonomika dan Bisnis sejak Maret 2022. Contoh kegiatan dalam Klinik Ekonomika dan Bisnis adalah lokakarya literasi startup dan keuangan bisnis, klinik eksperimen untuk pemasaran produk perkebunan, lokakarya komunikasi kepemimpinan, penyusunan Government Finance Statistics untuk pemerintah daerah, hingga estimasi biaya sosial korupsi untuk mengukur kerugian perekonomian negara dalam kasus korupsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pelaksanaan program Klinik Ekonomika dan Bisnis UGM.