Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) Republik Indonesia, Laksdya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., memberikan kuliah umum yang bertajuk Strategi Keamanan Nasional Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Rabu (24/8), di ruang seminar, Sekolah Pascasarjana UGM. Di hadapan para mahasiswa program pascasarjana, Harjo Susmoro menyampaikan bahwa posisi perairan Indonesia berada di posisi strategis bagi pelayaran dan perdagangan internasional. “Perairan Indonesia berada pada posisi silang dan termasuk kita punya 4 dari 9 choke point dunia,” katanya.
Dengan jumlah pulau yang mencapai 17.504 dengan jumlah penduduk yang mencapai 278,2 juta jiwa. Namun, dari jumlah penduduk yang sebanyak itu, hanya segelintir saja yang bergerak dalam dunia maritim atau sektor kelautan. “Hanya sedikit yang bergerak ke maritim sisanya banyak di daratan. Hanya 1,68 juta atau 0,96 persen penduduk yang bergulat di maritim,” katanya.
Padahal, jauh sebelum penjajahan Belanda, Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kuat. Namun, setelah penjajahan sebagian besar masyarakat Indonesia bergerak di bidang agraris.“Selama penjajahan tidak hanya kekayaan alam kita yang dikuras tapi jiwa, semangat dan karakter rakyat yang sebagian besar bahari diubah menjadi agraris,” jelasnya.
Menurutnya untuk mendukung kembalinya kedaulatan dan kemandirian maritim, diperlukan upaya untuk membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, prioritas pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim, memperkuat diplomasi maritim, dan kewajiban untuk membangun kekuatan maritim. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa maritim itu bisa menjadi media pemersatu bangsa, media perhubungan, media penyedia sumber daya alam, media membangun pengaruh dan media pertahanan dan keamanan.
Namun, yang tidak kalah penting menurut Harjo adalah perlunya penguatan kualitas sumber daya manusia dalam membangun pengelolaan sistem keamanan nasional serta memiliki karakter dengan keuletan dan ketangguhan yang tinggi dalam bekerja. “SDM kita harus juga ditanamkan jiwa kemandirian untuk lebih bangga pada produk negeri sendiri, mampu memperkuat demokrasi, meningkatkan persatuan nasional dan meningkatkan martabat bangsa di tingkat internasional,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson