FAO atau Food and Agriculture Organization dari United Nation memperkirakan bahwa tahun 2050 mendatang jumlah penduduk dunia akan tembus 10 miliar. Untuk mengimbanginya maka produksi pangan dunia harus dinaikkan minimal 70%. Jika tidak maka krisis pangan tidak akan terelakkan.
Untuk itu, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM bekerja sama dengan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi – Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI) mengadakan webinar berjudul ““Meningkatkan Peran Keilmuan Teknologi Pertanian Dalam Menghadapi Tantangan Pangan Masa Depan” secara bauran pada Selasa, (13/9). Terdapat dua agenda penting dalam webinar tersebut, pertama adalah untuk berbagi peta keilmuan teknologi pangan dan kedua untuk memperkuat relasi dengan berbagai pihak berkepentingan.
“Adapun output (keluaran) dari webinar ini adalah kita bisa memperoleh peta keilmuan teknologi pertanian dan peranannya dalam menghadapi tantangan pangan masa depan. Serta kedua (adalah) komitmen bersama dari semua elemen pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan pangan masa depan,” tutur Dekan FTP UGM, Prof.Dr.Ir. Eni Harmayani, M.Sc, dalam pembukaan webinar tersebut.
Dengan webinar tersebut, FTP UGM dan FKPT-TPI turut berusaha mempertemukan antara pihak pemangku kebijakan (pemerintah) dengan akademisi sebagai pihak penghasil ilmu pengetahuan teknologi pertanian di Indonesia. Tampak dalam webinar tersebut telah hadir Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) RI yang diwakili Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., Ketua FKPT-TPI, Dr.Ir. Feri Arlius, M.Sc, Ketua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA), Ketua Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA), Ketua Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), serta civitas akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ada upaya sinkronisasi diantara birokrat dan akademisi melalui webinar tersebut. Pada satu sisi, pemerintah dari pihak birokrat memaparkan kebutuhan atas arah dan target kedaulatan dan ketahanan pangan kedepannya. Di sisi lainnya, dari pihak akademisi (FTP) UGM memaparkan peta keilmuan teknologi pertanian sebagai landasan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan program mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan kedepannya.
Sejauh ini, Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) RI, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P, mengatakan ada delapan kebutuhan IPTEK untuk menyelesaikan permasalahan pangan di masa depan: 1) Teknologi pasca panen untuk mengurangi food losses, 2) Teknologi penyimpanan pangan untuk memperpanjang umur simpan, 3) Pengembangan teknologi pengolahan pangan, termasuk penggunaan Bahan Tambahan Pangan, 4) Pengembangan metode cepat identifikasi dan kuantifikasi cemaran pangan, 5) Pengembangan Biofortifikasi (fortifikasi pada pangan), 6) Pengembangan sistem dan proses untuk meminimalkan kerusakan zat gizi mikro dan penerapan sanitasi hygiene, 7) Penggunaan iradiasi pangan, smart farming, modern biotechnology, dan 8) Teknologi informasi di sepanjang rantai pangan.
Penulis: Aji