Universitas Gadjah Mada dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO) sepakat menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Naskah kerja sama ditandatangani Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dan Managing Director PT EWINDO, Ir. Glenn Pardede, M.B.A., di ruang sidang pimpinan UGM, Rabu (19/10).
Turut hadir dan menyaksikan Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D, Direktur Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional, Dr. Pudji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt, dan Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi, Dr. Ir. Taryono, M.Sc. Sementara dari PT. Ewindo antara lain Deputy Managing Director, Ir. Afrizal Gindow, General Manager Corporate Affairs, Fransisca Fortuna, ST., MM, Genetic Resources Manager, Sunardi, SP., M.Si dan Area Sales Manager West and Central Java, Budi Haryono, SP.
PT. East West Seed Indonesia merupakan perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia dan memiliki komitmen sebagai sahabat petani yang paling baik. Sebagai perusahaan penghasil benih sayuran berkualitas terbaik dalam prosesnya dilakukan melalui kegiatan pemuliaan tanaman didukung teknologi canggih dan mumpuni guna meningkatkan pendapatan petani.
“Kami sangat berbahagia bisa menandatangani kerja sama dengan PT EWINDO. Ini saya kira menjadi suatu hal yang sangat penting sekali dimana disebutkan akan memberikan benih-benih kepada para mahasiswa yang akan KKN dan kita kebetulan baru menggerakkan sebuah KKN untuk pengelolaan sampah,” ucap Rektor UGM.
Rektor menuturkan secara kebetulan UGM saat ini sedang menggerakkan KKN salah satunya pada pengelolaan sampah organik untuk kompos. Seiring dengan itu juga digalakkan penanaman sayur yang tentunya sangat berkaitan dengan konsumsi makanan sehat bagi masyarakat.
“Semua ini tentu bukan hanya persoalan rekayasa, namun juga menyangkut soal rekayasa perilaku yang saya kira amat sangat sulit dan perlu kita lakukan gerakan ini,” katanya.
Bersama PT. Ewindo, Rektor meyakini dapat bersinergi untuk mewujudkan tridarma pergruan tinggi meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Peran PT. EWINDO tentu akan memberi kontribusi yang luar biasa.
“UGM saya kira tidak mampu berjalan sendiri karenanya kehadiran teman-teman dari korporat sangat dinanti dan sangat penting dalam menunjang gairah penelitian dan inovasi di lapangan,” terangnya.
Dengan upaya kerja sama semacam ini para peneliti di institusi pendidikan tentunya tidak steril dan asyik dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sendiri. Mereka tentu akan berpikir bagaimana menghasilkan penelitian-penelitian yang berdaya guna dan diperlukan.
“Dalam hal ini utamanya terkait bidang pertanian. Dalam hal mendukung bank genetik diharapkan kerja sama ini memberikan kontribusi nyata dan bermanfaat bagi semuanya. Tidak hanya untuk kami di institusi pendidikan tetapi juga PT. EWINDO,” paparnya.
Managing Director, Glenn Pardede, menandaskan visi PT. EWINDO memang hanya untuk mensejahterakan petani. Menjadi kasihan jika tanpa sentuhan teknologi produksi petani misalnya tomat atau cabe tidak memberi hasil yang maksimal.
Setelah 32 tahun beroperasi di Indonesia fokus PT. EWINDO semakin meluas. Semula yang hanya fokus membantu petani, kini PT EWINDO berusaha secara keseluruhan agar bisa membantu bangsa Indonesia.
Hal tersebut, menurut Glenn, sangat relevan dengan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu menyangkut persoalan stunting, westing dan obesitas. Di berbagai tempat termasuk di Unpad hal tersebut menjadi bahan pembicaraan.
“Memang kami sangat fokus apa yang bisa EWINDO lakukan. Sebagai contoh kacang hijau yang bukan hanya sayuran. Bisnis kacang hijau bukan hanya untuk mencari profit semata, tetapi kami percaya kacang hijau menyangkut pemenuhan gizi terutama untuk saudara-saudara di Indonesia timur,” ungkapnya.
Menyangkut bank genetik Glenn menyatakan Genetic Bank adalah salah satu project PT. EWINDO yang dilakukan sejak tahun 2016. Ia merasa bersyukur proyek ini telah berjalan dengan baik.
Menurut Glenn, bank genetik sebagai fondasi sudah ada dan selajutnya tinggal mengisi dengan lebih banyak kegiatan bersama. Banyak hal yang bisa dilakukan bersama yang mampu menyentuh kebutuhan petani.
“Termasuk misalnya pembuatan pupuk organik hayati yang dilakukan EWINDO dan BRIN selama ini. Saya yakin jika dikembangkan lagi akan memberi manfaat yang luar biasa,” tandasnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto