Universitas Gadjah Mada, Universitas Hindu Indonesia dan BPD Jateng menjalin kerja sama. Penandatanganan kerja sama dalam bidang tridarma perguruan tinggi dilakukan Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., Rektor Universitas Hindu Indonesia, Supriyatno, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K).,Ph.D, Rektor Universitas Gadjah Mada di Ruang Sidang Pimpinan UGM, Kamis (27/10).
Bagi Universitas Hindu Indonesia, kerja sama dengan UGM kali ini merupakan kesepakatan perjanjian yang kedua. Setelah sebelumnya sempat dilakukan penandatanganan kerja sama pertama pada tahun 2018 tetapi terputus di tahun 2020 akibat Covid-19.
“Kami ingin melanjutkan kembali kerja sama tersebut karena banyak sekali manfaatnya terutama terkait pelaksanaan inkubator bisnis. Dengan bimbingan dan mentoring dari UGM banyak hibah-hibah dari Kemenristek Dikti yang kemudian diperoleh Universitas Hindu Indonesia,” ucap Made Damriyasa.
Oleh karena itu, ia berharap jalinan kerja sama yang lebih erat lagi dalam beberapa hal dengan UGM. Utamanya terkait joint program, baik program-program nasional maupun internasional yang bisa melibatkan Universitas Hindu Indonesia.
Seperti kegiatan Rektor UGM di Bali belum lama ini dalam pengelolaan sampah Universitas Hindu Indonesia berharap bisa bergabung agar civitas Universitas Hindu Indonesia memiliki pengalaman. Pengalaman bagaimana membangun jejaring maupun mengelola program-program nasional maupun internasional.
Made Damriyasa berharap dalam bidang ekonomi, Universitas Hindu Indonesia dan UGM bisa secara bersama membangun ekosistem enterpreuner. Terutama ekosistem entrepreneur yang bisa dibina di Universitas Hindu Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan sebab tranformasi ekonomi Bali yang sudah disusun oleh Bappenas salah satu sektor yang ingin dikembangkan adalah UMKM. Oleh karenanya, pemerintah daerah dan perguruan tinggi diharapkan memberikan dukungan dalam upaya membangun ekosistem UMKM yang tangguh dan berorientasi ekspor.
“Kami Universitas Hindu Indonesia yang juga salah satu partner dari pemerintah daerah dalam menjalankan transformasi ekosistem ekonomi Bali mengharap kerja sama dengan perguruan tinggi lain. Terutama dari UGM, sebab banyak yang kami perlukan di UHI dari UGM,” terangnya.
Supriyatno, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, menyatakan Bank Jateng merupakan badan usaha perbankan yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan pemerintah kota/ kabupaten se-Jawa Tengah. Bank BPD Jateng saat ini memiliki total aset lebih dari 85 triliun dan dalam kondisi yang sehat.
Untuk kerja sama dengan UGM telah berjalan sejak tahun 2016. Berbagai kerja sama yang telah dilaksanakan antara lain program magang, PKL mahasiswa, pelatihan, penyediaan jasa konsultasi dan sponsorship.
“Dari informasi yang kami terima saat ini kiranya cukup banyak mahasiswa yang berasal dari Jateng dan sekitarnya yang kuliah di Jogja. Dari data yang kami terima di Jogja ini ada sekitar 40 persen mahasiswa berasal dari Jawa Tengah,” ungkapnya.
Untuk itu, Supriyatno mengucapkan terima kasih kepada Rektor dan seluruh civitas akademika UGM yang telah mempertimbangkan perluasan kerja sama dengan Bank BPD Jateng dalam pembayaran UKT secara host to host serta penyediaan pelayanan perbankan lainnya. Ia berharap BPD Jateng bisa ikut hadir di tengah-tengah kompleks UGM dengan membuka kantor cabangnya.
Ungkapan terima kasih disampaikan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K).,Ph.D atas kepercayaan Bank BPD Jateng dan Universitas Hindu Indonesia untuk berkolaborasi dengan UGM guna menjalankan kepentingan masing-masing pihak dan kemanfaatan bersama. Dia menyampaikan UGM saat ini secara khusus terkait KKN tengah mengembangkan KKN Unggulan pengelolaan sampah baik sampah organik maupun non-organik.
“Tiga minggu lalu ketemu pak Ganjar, saya sampaikan ini nampaknya cocok karena mendukung pariwisata, dan saat itu menunjuk langsung Dieng untuk segera digarap. Mumpung sekarang ada Bank Jateng makanya perlu kita bicarakan dan ditindaklanjuti karena persoalan sampah di Dieng masih menjadi persoalan yang luar biasa dan perlu ditangani dengan segera,” katanya.
Rektor menyampaikan belum lama ini UGM dan Kagama mempelajari pengelolaan sampah di Bali. Bersama Sekretaris Jenderal Kagama, Ari Dwipayana, melakukan visit di Desa Sayan, Ubud Bali, untuk melihat bagaimana komunitas mengelola sampah disana.
Pengelolaan sampah oleh komunitas di Sayan, kata Rektor, merupakan suatu model yang bisa dipelajari. Untuk itu KKN diharapkan mampu menjadi suatu kegiatan yang bisa mengentaskan masalah-masalah riil di masyarakat.
“Karena dalam KKN tidak hanya unsur pendidikan, namun bagaimana KKN benar-benar mengabdi,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto