Pusat Studi Pengelolaan Sumberdaya Lahan (PS2DL) Universitas Gadjah Mada melakukan pengembangan ekowisata di Desa Giripurno, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk Revitalisasi Balkondes dan Homestay Melalui Pengembangan Ekowisata Mata Air Sebagai Sumber Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Rawan Longsor Desa Giripurno Magelang Jawa Tengah.
Kepala PS2DL UGM, Prof. Dr. Junun Sartohadi, M.Sc., mengatakan Desa Giripurno merupakan salah satu desa dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN Candi Borobudur). Giripurno dikembangkan untuk village tour telah memiliki Balai Perekonomian Desa (Balkondes) dan homestay. Dengan adanya pembangunan Balkondes dan homestay diharapkan wisatawan tidak hanya terfokus di Candi Borobudur, melainkan juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata di desa-desa dalam kawasan Candi Borobudur dan tinggal lebih lama.
“Namun, saat ini Balkondes dan homestay tidak dimanfaatkan. Kondisi ini dimungkinkan karena tidak adanya obyek wisata yang menawarkan atraksi yang unik. Mayoritas obyek wisata di Desa Giripuno menawarkan atraksi berupa panoramic view yang sejatinya dapat dengan mudah ditemukan di wilayah lain,” jelasnya.
Ia menyebutkan Desa Giripurno memiliki kondisi fisik wilayah yang unik dengan potensi yang bisa dikembangkan berupa mata air. Saat ini, mata air yang ada di Desa Giripurno dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan domestik. Pemanfaatan fenomena alam menjadi obyek wisata harus didukung oleh upaya perlindungan fenomena alam itu sendiri. Letak Desa Giripurno di lereng atas Perbukitan Menoreh menjadi area imbuhan mata air untuk lokasi di area bawah. Perlindungan area imbuhan air di Desa Giripurno akan menciptakan kondisi mata air yang berkelanjutan dan secara otomatis akan menopang kelestarian pemanfaatan mata air di area bawah (kawasan perkotaan Candi Borobudur).
“ Untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata guna meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus untuk menjamin kelestarian Desa Giripurno adalah melalui pengembangan ekowisata yakni wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi lingkungan,”paparnya.
Sekretaris PS2DL, Bayu Dwi Apri Nugroho., Ph.D., menambahkan untuk pengembangan ekowisata di Desa Giripurno dilakukan dengan memahami dan mempertimbangkan dua aspek penting yaitu wisata, dan konservasi. Pertimbangan terhadap dua aspek tersebut bertujuan untuk mengembangkan kawasan wisata yang juga memiliki nilai edukatif, terutama terkait dengan konservasi air.
“Penataan kawasan mata air dengan membuat senderan dan agelan dari bahan geomembrane merupakan salah satu nilai unik yang akan ada di Desa Giripurno,”tuturnya.
Ia berharap dengan pengembangan ekowisata di Desa Giripurno ini menjadi pendukung KSPN Candi Borobudur mempunyai daya tarik yang lain.
“Dengan begitu, slogan “comeback stronger” benar-benar bisa terwujud, dan perekonomian bisa pulih bahkan lebih baik daripada sebelum pandemi,”pungkasnya.
Penulis: Ika