Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Buol sepakat menjalin kerja sama. Penandatanganan nota kesepahaman bersama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilakukan Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., dan Sekda Kabupaten Buol, Drs. Mohammad Suprizal Jusuf, M.M., di Ruang Sidang II Gedung Pusat UGM, Kamis (15/12).
Sekda Kabupaten Buol, Drs. Mohammad Suprizal Jusuf, M.M., berharap dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman ini segera dilakukan perjanjian kerja sama antara UGM dan Pemerintah Kabupaten Buol. Sebagai daerah yang masih memerlukan pengembangan di berbagai sektor, Kabupaten Buol secara khusus berharap memiliki kesempatan bersama UGM dalam meningkatkan sumber daya manusia daerah Buol.
Dia menyampaikan daerah Buol terletak di teras utara Sulawesi dan berdekatan dengan Philipina. Untuk menuju ke ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah melalui jalan darat memerlukan waktu tempuh 17-18 jam
“Sehingga kalau kita pergi ke Palu untuk rapat, sementara rapatnya dalam sehari paling hanya 3 jam. Sepertinya tidak sebanding dengan jarak kita bolak balik yang memakan waktu 30 jam. Makanya kita berpikir bahwa hal seperti ini juga menjadi rentang kendali permasalahan di Buol,” ucapnya.
Di luar permasalahan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Buol terus berupaya mencari solusi untuk peningkatan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Meski tidak sedikit alumni UGM di Buol untuk bidang hukum dan pengelolaan keuangan daerah dan lain-lain, namun sangat sedikit untuk tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis.
“Itu yang sangat menghambat pembangunan di bidang kesehatan dan tenaga dokter spesialis di Buol yang saat ini merupakan tenaga kontrak semuanya,”ungkap Moh Suprizal.
Dengan PKS yang kemudian segera dilakukan, Moh Suprizal sangat berharap dokter-dokter di Buol mendapat kesempatan studi spesialis di UGM. Dengan keinginan tersebut, Pemerintah Kabupaten Buol pun bertekad membiayai dokter-dokter di Buol untuk mengambil spesialis di UGM sampai selesai.
“Karena kita bertekad melalui Dinas Kesehatan Buol untuk lima tahun ke depan harus sudah mandiri. Rumah sakitnya kita tingkatkan dan lokasi rumah sakit saat ini kita pindah. Nanti, akan kita bangun dengan yang lebih bagus lagi. Tentunya kita siapkan sumber daya manusia dari awal,” urainya.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan Pemerintah Kabupaten Buol kepada UGM untuk pengembangan sumber daya manusia. Sebab, selain di bidang kedokteran, UGM juga dilengkapi 17 fakultas lain dan sekolah vokasi yang dalam pengembangannya bisa meneruskan di S2 terapan maupun program doktor terapan.
“Di sekolah vokasi ini tentunya lebih memberi ruang kepada kawan-kawan untuk meniti jalur selain di keilmuan. Pengembangan sekolah vokasi ini mirip yang ada di Jepang dan pendidikan-pendidikan di luar negeri lainnya,” paparnya.
Rustamadji sangat berharap Pemerintah Kabupaten Buol bisa mendirikan universitas sendiri sebagaimana pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Sebagai contoh bagaimana UGM turut mendampingi dalam pengembangan Universias Tadulako di Palu.
“Hampir lima tahun saya bolak balik dan sekarang telah berkembang luar biasa. Artinya, terbuka untuk kesempatan seperti ini. Kita bisa melihat banyak sekolah tinggi banyak didirikan di daerah dan saya kira Kagama daerah turut andil membantu,” terangnya.
Untuk bidang pengabdian pada masyarakat khususnya penerjunan mahasiswa KKN, Rustamadji mengakui belum bisa menjangkau Kabupaten Buol. Menurutnya, setiap kali penerjunan mahasiswa KKN UGM hanya bisa mengirim di 3 lokasi di sebuah provinsi karena terbatasnya anggaran.
“Anggaran UGM untuk satu lokasi hanya 90 juta. Tentu kondisi ini sangat kurang sehingga mohon maaf bila belum sampai ke daerah-daerah lain. Karena memang keterbatasan anggaran kalau ada mitra yang bisa membawa kesana tentunya akan lebih bagus,” harapnya.
Penulis : Agung Nugroho