Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk UMKM Pangan Berbasis Risiko untuk Menghasilkan Produk Berdaya Saing Global. Pelatihan digelar Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) Universitas Gadjah Mada dengan harapan mampu memberi wawasan dan pengetahuan terkait dengan tata cara pengolahan dan pengemasan produk olahan pangan untuk dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM.
Pelaku UMKM pun nantinya diharapkan cakap dan terampil dalam memilih bahan atau jenis kemasan yang sesuai dengan aturan baku yang tidak memberikan dampak negatif bagi produk olahan pangan maupun konsumen sehingga dengan pelatihan ini mereka mampu meningkatkan literasi terkait pengemasan, pelabelan dan branding pada kemasan produk olahan pangan, serta mampu memahami dan mampu melakukan registrasi pangan olahan yang terintegrasi dengan OSS berbasis resiko.
Sebagaimana harapan Sekretaris Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum., saat membuka acara pelatihan di Ruang Sidang 1, Kantor DPKM UGM, Selasa (21/3). Menurutnya, UGM sangat mendukung kegiatan program pemberdayaan dan pendampingan UMKM agar mampu naik kelas.
“DPKM telah lama melakukan pembinaan bagi peningkatan produktivitas UMKM, salah satunya memperbaiki proses pengolahan dan pengemasan untuk UMKM di bidang makanan dan minuman seperti kegiatan pelatihan hari ini,” ucapnya.
Djarot mengungkap tidak lama lagi UGM akan memiliki gedung baru bernama Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK). Salah satu tujuan berdirinya gedung yang mirip mall ini nantinya akan menjadi pusat keramaian masyarakat kampus dan masyarakat sekitar.
Djarot berharap keberadaan gedung GIK nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas, termasuk pelaku UMKM. Bahkan para pelaku UMKM diminta bisa berperan menjadi salah satu bagian dalam mengisi gedung tersebut.
“Karenanya kita secara berkesinambungan melakukan kegiatan-kegiatan pendampingan yang bersifat teknis yang dibutuhkan para pelaku UMKM,”terangnya.
Antusias pelaku UMKM terhadap pelatihan pengemasan kali ini cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya minat peserta mendaftar sesaat setelah dibuka. Mematok 40 peserta, namun tiga hari setelah dibuka sebanyak 111 pelaku UMKM mendaftar diri menjadi peserta pelatihan.
“Karenanya kita akan terus melakukan kegiatan-kegiatan pendampingan seperti ini dan teknis untuk para pelaku UMKM. Tidak hanya di bidang pangan tetapi juga meliputi berbagai bidang lain fashion, kerajinan dan lain-lain,” ungkapnya.
Pelatihan mendatangkan para ahli di bidangnya. Mereka adalah Dr. Ir. Supriyadi, M.Sc yang membahas proses pengolahan dan pengemasan produk pangan yang sesuai dengan pedoman CPOB dan HACCP, Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng yang menjelaskan persoalan pengemasan, pembuatan label dan branding oleh Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng, dan Evi Andriyani sebagai pengawas farmasi dan obat makanan dari Balai POM DIY dan bertindak selaku moderator Dr. Ir. Devi Yuni Susanti, S.T.P., M.Sc., IPU., ASEAN.Eng.
Supriyadi menyampaikan di dalam mata rantai proses produksi, pengemasan menjadi salah satu bagian yang sangat penting. Produk UMKM akan mempunyai nilai lebih jika dikemas dengan kemasan yang sesuai dan menarik.
Karenanya para pelaku UMKM juga harus lebih cermat dalam memilih kemasan, tahapan dalam proses pengemasan sampai dengan berbagai informasi yang harus tersaji pada kemasan. Hal ini dilakukan agar produk yang akan dipasarkan lebih mudah difahami dan diterima oleh calon pembeli.
“Terdapat beberapa faktor yang mendukung adanya kemasan yang baik, yakni penampilan, perlindungan, fungsi, harga, dan penanganan limbah. Selain itu, faktor-faktor yang memengaruhi nilai suatu desain kemasan adalah mampu menarik calon pembeli, menampilkan produk siap jual, informatif-komunikatif, dan menciptakan rasa butuh terhadap produk,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho