Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segmentasi kegiatan fragmentation, consolidation, integration, value creation, networked, sampai ke smartification dalam hal ini digital supply network. Beberapa faktor memengaruhi hal itu, perusahaan fokus pada pengurangan biaya, tingginya persaingan global, hingga perusahaan fokus pada efisiensi peningkatan dan kinerja.
Juga soal konsolidasi kebijakan liberalisasi perdagangan dan gerakan globalisasi, meningkatnya konsentrasi ritel-sentralisasi dan kekuasaan, dan perusahaan meningkatnya fokus pada kepuasan pelanggan. Proses supply chain management yang baik tentunya akan membantu bisnis dalam hal memangkas biaya operasional dan menghemat dana usaha serta mempercepat proses pengiriman barang kepada pelanggan.
“Evolusi supply chain management di tahun 2020 an saat ini, sudah masuk ke segmen smartification dalam hal ini digital supply network. Agar ada kelancaran operasional bisnis, dalam posisi tersebut diperlukan kebutuhan baik dari internal maupun eksternal organisasi,” ujar Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D, Kepala Pustral UGM, saat membuka webinar bertema Digital Supply Network di Indonesia: Bagaimana Peran Para Stakeholders?
Dalam webinar yang diselenggarakan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, ia menyampaikan sebagai rantai pasok yang merupakan jaringan antara perusahaan dan pemasoknya terkait kegiatan produksi, shipping, dan pendistribusian produk kepada pelanggan atau pembeli akhir, kegiatan supply chain perlu dijalankan secara efektif dan efisien. Terlebih bagi perusahaan-perusahaan manufaktur.
Terdapat tiga hal yang harus dikelola dalam supply chain, yaitu aliran barang, uang, dan informasi. Oleh karena itu, demi menunjang kelancaran operasional bisnis, manajemen rantai pasok sangat perlu diperhatikan karena menyangkut penanganan seluruh aliran produk baik barang atau juga jasa, mulai dari komponen mentah sampai pengiriman produk akhir kepada pelanggan.
“Karenanya saya berharap webinar kali ini dapat dijadikan wahana untuk mendiskusikan mengenai bagaimana peran para stakeholders dalam memenuhi kebutuhan dalam penerapan digital supply network di Indonesia,” katanya.
Prof. Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.TP, M. Eng, Tim Ahli Pustral UGM, menjelaskan soal perkembangan terkini dari supply chain logistics managements, konsep digitalisasi di negara-negara lain dan beberapa bagian dari buku Logistik Indonesia: Teori, Kebijakan, dan Praktik. Buku yang dilaunching saat berlangsung webinar kali ini.
Menurut Kuncoro, evolusi logistik mengalami perubahan yang dinamis sampai dengan saat ini, dan sejak tahun 1960-an sesungguhnya sudah berkembang pemikiran yang saat ini diimplementasikan meskipun masih dilakukan secara fragmented atau sendiri-sendiri.
Pada tahun 1980-an sudah terdapat upaya melakukan upaya untuk dapat bekerja bersama-sama antar stakeholder walaupun belum sepenuhnya terintegrasi. Kemudian di tahun 1990-an sudah terdapat upaya integrasi dilanjutkan di tahun 2000-an, dan berkembang lagi tidak hanya integrasi secara fisik namun juga secara sistem dan peningkatan value dengan penggunaan teknologi informasi.
“Kemudian tahun 2010-an berkembang lagi proses jejaring dalam mendukung fleksibilitas kinerja logistik yang berkembang hingga saat ini melalui digitalisasi dan teknologi berbasis smart dalam mendukung kinerja logistic,” papar Guru Besar Logistik dan Supply Chain Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Dr. Atong Soekirman, S.E., M.M, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menyampaikan kebutuhan penerapan digital supply network di Indonesia. Dia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan memengaruhi sektor transportasi logistik.
Menurutnya, tantangan sektor transportasi dan logistik Indonesia mengalami defisit $6,29 juta pada tahun 2021, dan ini akan terus menggerus neraca pembayaran nasional. Biaya logistik saat ini berkisar 24-25 persen dari PDB, namun saat ini sedang dihitung ulang dengan berbagai pertimbangan yang relevan dengan dinamika yang terjadi di lapangan.
“Tantangan konektivitas antar wilayah barat dan timur juga menjadi hal yang perlu dipikirkan bersama terutama terkait dengan infrastruktur dan sebagainya,” jelasnya.
Budi Santosa., ST., MT., CLIP., CISCP, Advisor for President Director for Business Solution Expert in Supplychain & Logistics, PT Krakatau Bandar Samudera sekaligus Dosen Senior Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Telkom University, mengungkapkan terdapat beberapa isu dalam pelaksanaan supply chain saat ini diantaranya terkait material scarcity atau kelangkaan material, peningkatan biaya kirim, demand forecasting, kemacetan di pelabuhan, perubahan perilaku konsumen, inflasi dan transformasi digital. Beberapa yang sudah dilaksanakan antara lain menjaga likuiditas bisnis, diversifikasi sourcing dalam strategi rantai pasokan, mengenali alternatif pengiriman pelabuhan, dan memperbaiki demand forecasting.
Ir. Berny Achmad Subki, S.T., Dipl. Oce, Direktur Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, memaparkan persoalan Tantangan Digitalisasi Supply Chain di Sektor Kelautan dan Perikanan. Dia memaparkan kondisi saat ini memperlihatkan ekosistem yang terdegradasi akibat krisis iklim yang semakin intensif, keanekaragaman hayati yang terancam, persaingan ekonomi yang semakin ketat, serta penerapan standar mutu yang ketat.
Digitalisasi dalam sistem rantai pasok diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai tantangan sektor perikanan. Meskipun dalam penerapannya menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangan logistik berbasis digital di bidang perikanan.
“Seperti ikan merupakah perishable product atau perlu penangan khusus, kemudian keterbatasan fasilitas logistik, integrasi fisik dan online, ketersedian dan keterhubungan informasi, koordinasi antar stakeholders dan juga bagaimana peran pemerintah dalam menyiapkan sosialisasi dalam implementasi kebijakan ini,” ungkapnya.
Webinar kali ini mendapat sambutan dari berbagai pihak diantaranya dari pemerintah pusat dan daerah, kepolisian, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum. Antusias 180 peserta terlihat saat diskusi yang dipandu moderator Andyka Kusuma, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi/FSTPT dan juga Dosen Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Penulis : Agung Nugroho